Gereja yang Alkitabiah adalah gereja yang bermisi. Penggunaan teknologi dan kedewasaan dalam mengelolanya adalah modal bagi gereja untuk memobilisasi, memperlengkapi, dan mengutus para misionaris yang cakap di era digital ini.
Pelayanan gereja dan orang percaya di zaman digital ini tidak terbatas hanya dengan menyediakan ibadah online saja. Seluruh fungsi gereja harus dijalankan termasuk pemuridan. Seperti apakah pemuridan yang seharusnya di abad ke-21 ini ?
Ternyata Digital Quotient saja tidaklah cukup! Kita, sebagai orang percaya, tidak hanya perlu untuk memiliki Digital Quotient yang tinggi, namun juga perlu mendasari setiap aktivitas digital kita untuk kepentingan Kerajaan Allah.
Di zaman serba digital saat ini, tidak hanya IQ, EQ, dan SQ saja yang diperlukan, melainkan juga DQ(Digital Quotient). Dengan Digital Quotient yang baik, kita dapat meminimalisir dampak negatif dunia digital yang merugikan.
YLSA gencar menyediakan bahan dan metode bagi setiap orang percaya agar dapat melakukan studi Alkitab mandiri maupun berkelompok. Berikut adalah pemaparan mengenai apa saja yang dapat digunakan oleh gereja dalam Digital Ministry masa kini.
Pelayanan gereja di zaman digital ini merupakan konsep dan budaya baru yang memiliki tujuan biblikal. Gereja masa kini perlu melayani dalam dunia digital, bersama dengan dan untuk generasi digital, dengan cara digital pula.
Ketika format media informasi semakin "pintar" seiring dengan kemajuan teknologi, maka Firman Tuhan juga perlu menjadi "pintar". Mari bersama kita memperjuangkan Alkitab Pintar untuk menjadi fondasi bagi Gereja Pintar.
Dunia digital tentu saja membutuhkan Firman Tuhan dalam bentuk digital. Kita sebagai orang percaya di zaman modern ini perlu menyadari bahwa tidak ada yang dapat membatasi Firman Tuhan yang berkuasa, termasuk bentuk ataupun format.
Mari kita belajar bersama dari pengalaman dan cerita tentang pergumulan yang dihadapi semenjak pandemi COVID-19 dan upaya apa saja yang bisa, sudah, dan sedang dilakukan oleh para Sahabat SABDA dalam pelayanan di ladang pelayanan masing-masing.
Mari belajar bersama dari 9 poin dalam presentasi ini yang dapat dijadikan indikator untuk mengukur apakah gereja kita sudah menjadi gereja yang terbuka? Semoga dapat menjadi pedoman evaluasi untuk menentukan arah masa depan gereja kita.
Generasi Digital akan menjadi masa depan gereja. Apa yang sebenarnya perlu dilakukan untuk memastikan bahwa masa depan gereja ini tidak "digarami" oleh dunia begitu saja? Apa yang harus para pemimpin gereja lakukan untuk mengantisipasinya?
Tugas dan panggilan penggembalaan bukan hanya menjadi tanggung jawab pendeta dan hamba Tuhan. Pandemi ini adalah momentum terbaik bagi setiap kita orang percaya untuk merencanakan pelayanan penggembalaan yang efektif di masa depan.
Panggilan gereja bukan hanya untuk menyelenggarakan ibadah. Ketika pandemi memaksa kita untuk mencari cara baru dan kreatif dalam pelayanan, maka tidak hanya cara-cara baru menyelenggarakan ibadah yang perlu dipikirkan.
SABDA Live #VisionTalks
= Seri "New" Church? Quo Vadis! (3/8) =
Judul: Bahaya Gereja Digital (SWOT)
Pembicara: Davida
Begitu banyak bahaya dari Gereja Digital yang dapat kita temukan. Namun, apakah hal tersebut akan membuat kita mundur kembali dan melewatkan kesempatan untuk berdampak bagi generasi masa depan gereja?
SABDA Live #VisionTalks
= Seri "New" Church? Quo Vadis! (2/8) =
Judul: Future Church: 7 Pemikiran
Pembicara: Odysius Bio Temara
Misi dari Tuhan tidak berubah hanya karena pandemi ini. Kita sebagai orang percaya perlu beradaptasi dan menemukan cara-cara inovatif untuk dapat tetap melakukan pelayanan dan mewujudkan misi tersebut.
SABDA Live #VisionTalks
= Seri "New" Church? Quo Vadis! (1/8) =
Judul: Gereja Online: Cara Praktis
Pembicara: Christian Eka Wibisono
Kebutuhan pelayanan online sudah semakin besar, terutama sejak pandemi COVID-19 ini terjadi. Mari bersama belajar cara-cara praktis yang dapat diterapkan untuk memulai atau meningkatkan pelayanan di Gereja Online kita.
Perubahan drastis di berbagai aspek kehidupan akibat pandemi juga mengubah tren zaman yang ada. Mari simak bersama perbedaan tren sebelum, saat, dan setelah pandemi, serta kaitannya dengan apa yang harus dilakukan gereja ke depannya.
Di zaman modern sekarang ini, begitu banyak platform tersedia untuk melakukan PA secara online. Ladang digital ini terbuka luas, maka dari itu kita perlu untuk mulai mengusahakannya dan memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan.
Salah satu pendekatan untuk menjangkau Digital Native adalah dengan memanfaatkan platform yang familiar bagi mereka, yaitu media sosial. Mari kita membuka diri untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana ber-PA.
Pendalaman Alkitab merupakan kunci pertumbuhan rohani orang percaya, dan gereja berperan sebagai wadahnya. Mari kita pelajari bersama segala tantangan dan kesempatan untuk ber-PA di zaman ini, terutama di dalam gereja.
Teknologi telah menjadi bagian tak terlepaskan dari hidup kita, terutama di zaman serba cangggih ini. Mari bersama menyatukan hati dan persepsi kita bahwa teknologi berasal dari Tuhan dan diciptakan juga untuk kemuliaan Tuhan.
Sepanjang 25+ tahun berdiri, YLSA sudah dan akan terus berusaha menjadi jembatan antara firman Tuhan dan teknologi. Mari mengenal Visi dan Misi Tuhan melalui YLSA dan turut serta berpartisipasi dalam mewujudkannya.