Sebelum membaca sampai selesai, inilah overview dari artikel ini. Pertama adalah mengapa belajar teologi? Kedua, apa untungnya belajar teologi? Ketiga, apakah teologi dan doktrin itu sama? Keempat, terkait ilmu-ilmu yang lain. Berikut penjelasannya:

1. Mengapa belajar teologi?

Bukankah sudah ada Alkitab? Mungkin kita sudah sering mendengar untuk apa belajar teologi? Bukankah sudah ada Alkitab? Apakah belajar teologi itu lebih penting daripada belajar Alkitab? Mungkin kita tidak hanya pernah mendengar pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Namun, justru kita sendiri mungkin pernah mengajukan pertanyaan seperti ini.

Mengapa belajar teologi? Ada 4 bagian yang perlu kita pelajari:

a. Arti Teologi
Teologi hanya terdiri dari 2 kata "teos" dan "logos". "Teos" artinya 'perkataan Allah' dan "logos" artinya 'perkataan atau pengetahuan atau ilmu'. Jadi, kalau disambungkan, teologi adalah pengetahuan dari Allah. Jika didefinisikan secara lebih luas, ilmu teologi adalah ilmu yang menjelaskan tentang Allah dan karya-karyanya. Dari istilah ini, kita mengetahui bahwa teologi adalah ilmu yang menjelaskan tentang Allah. Jadi, jika kita mengetahui tentang Allah dan apa yang Allah lakukan, kita sebenarnya belajar teologi.

b. Mengenal Allah
Pernahkah kita ingin tahu tentang Allah? Pasti ya, Allah adalah pencipta, Dia adalah Juru Selamat kita. Kita ingin mengenal Dia. Teologi itu penting karena itu merupakan pengetahuan tentang Allah. Nah, mengapa mengetahui tentang Allah itu penting? Karena jika kita tidak mengetahui Allah, kita tidak bisa mengenal Allah. Tujuan Allah utama orang Kristen adalah untuk mengenal Allah. Itu adalah kerinduan kita. Kebutuhan atau kesukaan kita untuk mengenal Allah, akan membuat kita belajar mengasihi Allah.

Seumpama ada orang yang sedang jatuh cinta. Dahulu, waktu kita muda, kita mengalami hal ini. Ketika kita senang dengan seseorang atau jatuh cinta dengan seseorang, kita ingin tahu tentang dia. Rumahnya di mana, kesukaannya apa, siapa saja teman-temannya, makanan apa yang dia sukai, dan lain-lain. Sama seperti ketika kita jatuh cinta dengan Allah. Kita ingin mengenal Allah bukan? Pasti, kita ingin tahu apa kesukaan Allah, apa yang Allah lakukan, dan lain-lain. Kita bisa dapatkan semua itu dari teologi. Sebab, teologi menolong kita menjelaskan apa saja yang kita ingin ketahui dari Allah, terutama karya-karya-Nya, baik untuk alam semesta, bagi dunia, maupun hidup kita. Jika kita mengatakan tidak mau belajar teologi, itu artinya kita tidak mau mengenal Allah.

c. Asal Teologi
Bukankah itu sesuatu yang tidak mungkin bagi kita, orang percaya, yang pasti ingin tahu tentang Allah? Mengapa kita harus percaya bahwa teologi itu bisa menjelaskan tentang Allah? Karena sumber teologi itu adalah Alkitab. Kita boleh percaya teologi itu menjelaskan tentang Allah karena sumber teologi itu adalah Alkitab. Dari menyelidiki kebenaran Alkitab, para ahli menyusun otomatis dan lengkap tentang Allah dan karya-karya-Nya. Jadi, hal ini bukan sembarang pekerjaan, tetapi para ahli teologi dengan serius mempelajari seluruh kebenaran Alkitab dan melihat dari Kejadian sampai Wahyu bahwa Allah telah melakukan banyak hal.

d. Metode Teologi
Kita sudah tahu banyak sekali sifat Allah dari seluruh kitab dalam Alkitab. Karena itu, sangat penting bagi orang Kristen belajar teologi karena dengan belajar teologi, kita meringkaskan seluruh kebenaran isi Alkitab yang menceritakan tentang Allah itu sendiri. Kita juga perlu belajar sedikit tentang metode teologi. Karena ini suatu ilmu, kita pasti tahu bahwa ada metode dalam penyusunan ilmu teologi ini. Nah, untuk memulai metode penelitian, kita harus tahu presuposisi atau praanggapan. Praanggapan apa yang dimiliki teologi ketika kita mulai mempelajari atau menyusun atau mendefinisikan tentang teologi? Presuposisi kita adalah Alkitab adalah firman Tuhan yang mutlak benar, logis, dan koheren.

Hal ini harus menjadi pegangan utama ketika kita menyelidiki teologi. Karena itu, ketika teologi itu di susun, presuposisi itulah yang menjadi pegangan dan standar utama kita. Para ahli menyusun teologi dengan cara menafsirkan seluruh isi Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu. Setiap bagian dari Alkitab memberi penjelasan penting, prinsip-prinsip yang penting, dan pengajaran yang penting dikumpulkan oleh para ahli. Misalnya sifat-sifat Allah dari kejadian 1 sampai Wahyu bisa dikumpulkan apa saja yang bisa kita pelajari tentang sifat-sifat Allah.

Dalam Kejadian mengatakan bahwa Allah semesta berati Dia Maha Kuasa, Dia Maha Luar Biasa. Karena itu, bagian Alkitab yang berbicara tentang Allah semuanya disusun sedemikian rupa sehingga menjadi satu sistem kepercayaan. Nah, mengapa Alkitab saja tidak cukup? Karena seluruh kebenaran yang ada di Alkitab itu tersebar. Ada banyak kebenaran tentang Allah, kebenaran tentang sifat-sifat-Nya, kebenaran tentang manusia, kebenaran tentang Kristus, dan lain-lain. Seluruh kebenaran ini tersebar di seluruh Alkitab.

Jika kita membaca seluruh Alkitab, karena pikiran kita sangat terbatas, tidak mungkin kita ingin apa saja yang dipelajari di Kejadian atau buku-buku lainnya. Karena itu, para ahli menyusun semua kebenaran itu dan mengategorikannya. Misal, terkait karakter Allah, tentang sifat-sifat Allah yang lain, tentang manusia, tentang dosa, dan tentang hal lainnya. Semua tema utama dalam Alkitab dan prinsip-prinsip pengajaran yang paling utama disusun sedemikian rupa selayaknya ilmu sehingga sekarang menjadi satu sistem yang kita percayai. Jika mengetahui beberapa hal ini, kita mengetahui setiap orang harus belajar teologi.

Belajar teologi itu bukan hanya untuk para pendeta, penginjil, atau pekerja gereja, tetapi teologi untuk semua orang. Jika ingin mengenal tentang Allah, kita belajar tentang Allah, kita sedang belajar teologi.

2. Apa keuntungan belajar teologi?

Orang sering bertanya apa keuntungan jika kita belajar teologi? Apakah teologi akan menolongku belajar tentang Alkitab lebih baik? Apakah teologi bisa menjawab masalah hidupku? Jadi, apa untungnya belajar teologi?

a. Teologi menolong kita mengenal Allah.
Dengan mengenal teologi, kita bisa mengetahui banyak tentang Allah. Pengetahuan tentang Allah menjadi banyak dan komplet jika kita belajar terus-menerus. Ini menjadi satu pemahaman yang luar biasa karena dengan memiliki pengetahuan yang benar tentang Allah, kita akan semakin mengasihi Dia. Semakin kita mengetahui tentang Dia, kita semakin mengasihi Dia.

b. Teologi memberi pertanggungjawaban iman yang tidak mudah disesatkan.
Jika kita belajar teologi, kita mempelajari dengan sistematika yang baik, bukan dengan comot-comot ayat dari Kejadian sampai Wahyu, hal ini akan menjadi satu sistem kepercayaan. Jika kita mempelajari Alkitab, kita semakin mengetahui banyak tentang apa yang kita yakini, apa yang kita percaya, yang menjadi pedoman untuk keyakinan kita.

Karena itu, teologi sangat menguntungkan kita. Jika belajar teologi, kita bisa mempertanggungjawabkan iman kita. Kepercayaan itu bukan tumbuh di atas batu-batu kerikil, tetapi batu karang yang kuat sehingga kita tidak mudah dijerumuskan, tidak mudah disesatkan. Dengan belajar teologi, kita mengetahui keyakinan kita seperti apa, apa yang benar-benar Alkitab ajarkan, dan itu bisa kita pegang.

c. Teologi menolong kita mempelajari Alkitab dengan sistematis, komprehensif, dan lengkap.
Sangat penting bagi kita untuk membaca seluruh Alkitab. Namun, kalaupun kita membaca seluruh Alkitab, tetapi kita memilah-memilah sendiri pengajaran-pengajaran dari Kejadian sampai Wahyu, mungkin dari tahun ke tahun kita tidak akan selesai mempelajarinya. Dengan teologi, kita sangat terbantu. Para ahli menyusunkannya supaya kita mengetahui seluruh pengajaran di Alkitab dan kita dapat melihatnya secara lengkap, bukan secara parsial. Dengan demikian, kita dapat melihat segala sesuatu tentang keyakinan kita secara jelas, bukan keyakinan yang "kira-kira". Keyakinan yang sungguh-sungguh kita temukan dari belajar Alkitab dari awal sampai akhir. Karena itu, mempelajari Alkitab secara sistematis dan komprehensif itu sangat penting, dan itu semua disediakan oleh teologi.

d. Teologi menolong pertumbuhan rohani.
Jika kita sudah mengenal prinsip-prinsip utama dalam Alkitab dan belajar keseluruhan Alkitab, kita punya kehidupan rohani yang bertumbuh dewasa. Jika kita memiliki pengetahuan yang lengkap dan benar, kita pasti bertumbuh lebih baik lagi. Inilah keuntungan yang kita dapatkan ketika belajar teologi. Belajar teologi itu bukan untuk memenuhi isi kepala kita dengan fakta-fakta atau informasi, tetapi supaya iman kita bertumbuh. Ketika iman bertumbuh, kita dapat menghormati Tuhan dan bersungguh-sungguh memahami Dia. Kita akan semakin menyembah Tuhan, takut akan Dia, dan kehidupan rohani kita akan semakin kaya.

3. Apakah doktrin dan teologi itu sama?

Apakah semua doktrin itu alkitabiah? Ada berapa doktrin yang kita pelajari dan ada berapa macam teologi? Apakah teologi dan doktrin itu sama? Jika kita bisa membandingkan, teologi itu adalah hasil keseluruhan Alkitab yang disusun sedemikian rupa untuk menjadi sistem kepercayaan. Orang Kristen percaya Allah itu seperti apa? Orang Kristen percaya tentang manusia itu seperti apa? Orang Kristen percaya tentang kejatuhan itu seperti apa? Orang Kristen percaya pekerjaan Roh Kudus itu seperti apa? Jadi, semua itu menjadi sistem kepercayaan yang lengkap, sedangkan doktrin lebih banyak dalam sisi pengajarannya: tema-tema utama dalam Alkitab itu apa saja (dari Kejadian sampai Wahyu), berbicara tentang apa saja, dan inti sarinya apa. Dalam doktrin, ada yang membaginya menjadi 5 doktrin, 7 doktrin, 9 doktrin, bahkan 11 doktrin, muncul dari bermacam-macam aliran teologi yang dianut. Namun, dari keduanya, teologi dan doktrin punya sumber yang sama, yaitu Alkitab.

Jika ditanya apakah doktrin itu bisa alkitabiah, harusnya iya karena doktrin itu mempelajari seluruh kebenaran Alkitab dan merupakan kesimpulan tema-tema utama dalam Alkitab. Jika disusun dengan benar, dengan sistem yang benar, tidak mungkin doktrin itu tidak alkitabiah karena asalnya dari Alkitab. Demikian juga teologi, teologi yang benar pasti alkitabiah. Apakah mungkin kita menafsir Alkitab bisa salah kalau kita asal comot ayat dan tidak lengkap dengan penafsiran yang dilakukan? Idealnya, seharusnya tidak jika memakai cara dengan prinsip yang benar. Bagaimana pembagian antara teologi dan doktirn? Ada beberapa cara pembagian? Teologi itu dibagi menjadi 4 bidang atau 4 bagian: teologi biblika, teologi sistematika, teologi praktika, dan teologi historika.

a. Teologi Biblika
Secara singkat, teologi biblika itu mempelajari teks Alkitab dan seputarnya. Apa saja yang ada di seputarnya? Ada kamus, leksikon, kamus Alkitab, ensiklopedia Alkitab, interlinear, tafsiran, dan lain-lain. Jadi, segala sesuatu yang berhubungan dengan manuskrip Alkitab, peta Alkitab, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan isi Alkitab atau Alkitab itu sendiri. Jadi, ketika mempelajari tentang semua yang berhubungan dengan Alkitab, pengantar Alkitab, itu termasuk dalam teologi biblika.

b. Teologi Sistematika
Biasa disebut dengan teologi doktrin. Tema-tema utama dalam Alkitab dipelajari secara sistematika. Tema-teman Alkitab dikategorikan dengan baik sehingga kita bisa mempelajarinya dengan tepat dan lebih mudah.

c. Teologi Historika
Teologi ini mempelajari seluruh sejarah kepercayaan umat percaya atau umat Allah. Dari penciptaan, Tuhan memanggil seluruh umat manusia, sampai berdirinya gereja. Jadi, seluruh sejarah umat percaya Allah dan bagaimana Allah membuka diri, semuanya dicatat agar kita mengetahui bahwa Allah secara progresif menunjukkan kepada kita hubungan dengan kehidupan orang percaya. Kita bisa mempelajari semua ini dalam teologi historika yang kaya dengan sejarah umat pilihan Allah dan lain-lain.

d. Teologi Praktika
Teologi ini mempelajari seluruh aplikasi dari pengajaran-pengajaran yang diberikan oleh Alkitab. Jadi, dalam teologi ini, kita akan mendapatkan ilmu-ilmu yang akhirnya terbentuk karena kita mengaplikasikan ajaran Alkitab. Misalnya, tentang kepemimpinan, konseling, musik, pelayanan anak, pendidikan Kristen, itu semua termasuk dalam teologi praktika. Teologi praktika jauh lebih dikenal karena banyak sekali pengajaran yang diberikan, khususnya bagi orang-orang awam yang memang membutuhkan tuntunan-tuntunan praktis dalam pekerjaan atau hidupnya.

Untuk doktrin, pembagiannya mengalami perbedaan di setiap alirannya. Jika kita mengatakan tentang aliran teologi karena sesuai dengan yang kita ketahui. Gereja-gereja memiliki aliran-aliran teologi tertentu, ada teologi baptis, teologi reform, teologi luteran, teologi pantekosta, dan lain-lain. Semua itu sesuai dengan aliran kepercayaan sistem teologi yang mereka susun. Nah, pembagian doktrin dalam aliran teologi itu berbeda-beda, tetapi secara umum kira-kira ada 8. Bahkan, ada yang 9, 11, tetapi ada juga yang cuma 5 atau 6 saja, tergantung teologi yang membaginya seperti apa. Namun, yang sekarang kita lihat adalah Doktrin Alkitab, Doktrin Allah, Doktrin Kristus, Doktrin Roh Kudus, Doktrin Manusia, Doktrin Keselamatan, Doktrin Gereja, dan Doktrin Akhir Zaman. Ada pula aliran-aliran yang menambahkan doktrin baru, seperti doktrin malaikat dan doktrin pengudusan.

4. Apa hubungan teologi dengan ilmu-ilmu yang lain?

Mengapa teologi disebut ilmu-ilmu atau queen of scayenseis? Dari manakah asal ilmu-ilmu pengetahuan ini? Bagaimana teologi ditempatkan dari ilmu-ilmu yang lain? Pada awalnya, teologi adalah ratu dari ilmu-ilmu karena mereka pada saat itu memercayai bahwa Allah adalah sumber dari semua kebenaran (All truth is God's truth). Kata-kata yang dikatakan oleh John Calvin ini sangat terkenal.

Pada saat itu, teologi sebagai sumber kebenaran. Semua kebenaran berasal dari Allah. Karena itu, Alkitab menjadi standar untuk mengetahui tentang Allah dan kebenaran-Nya. Jadi, ketika kita mempelajari teologi, kita mengetahui kebenaran dari Alkitab; kebenaran-kebenaran yang Allah bagikan, misalnya kebenaran alam semesta, bagaimana Allah menciptakan dunia, bagaimana pengajaran atau ilmu tentang manusia, bagaimana Allah menciptakan manusia, bagaimana sejarah kehidupan manusia, bagaimana manusia berpindah, dan bagaimana manusia berkembang.

Kemudian, ada sekularisme dan ada orang yang tidak percaya Allah, Pencipta alam semesta. Ilmu-ilmu juga mulai keluar dari jalur keyakinan agama, kemudian teologi tidak menjadi ratu dari ilmu-ilmu lagi. Mereka memisahkan diri dan tidak lagi menganggap Allah sebagai sumber dari seluruh kebenaran. Ini yang kita lihat terjadi sampai saat ini. Jadi, apakah teologi menjadi sumber ilmu-ilmu kita? Sebagai orang Kristen, kita percaya bahwa teologi itu sumber dari semua ilmu karena Allahlah yang menciptakan semua ilmu itu. Seluruh pengetahuan itu datang dari Allah tidak ada yang lain karena Alkitab berkata seluruh kebaikan seluruh yang baik itu datang dari Alkitab. Dan ilmu pengetahuan itu baik, baik ilmu biologi, ilmu psikologi, kemudian bermacam-macam ilmu lainnya, seperti musik. Kemudian, ilmu manusia dan ilmu-ilmu lainnya bersumber dari teologi. Nah, dari mana teologi itu bersumber? Dari Alkitab.

Jika kita mempelajari Alkitab, itu bukan buku pengetahuan, tetapi secara prinsip-prinsip utama kita tahu bahwa Alkitab tidak menyalahi ilmu. Bahkan, kebalikannya, ilmu-ilmu itu justru datang dari Allah melalui karya-karya tersebut. Alkitab menyatakan takut akan Allah adalah awal mula pengetahuan. Jadi, ilmu itu seharusnya tidak bertentangan dengan teologi, tidak bertentangan dengan Alkitab. Bahkan, kebalikannya, ilmu ilmu itu seharusnya mendukung apa yang sudah dikatakan Alkitab dan apa yang sudah dikatakan oleh teologi.

Dengan percaya bahwa kebenaran berasal dari Allah, tidak seharunya teologi bertentangan dengan ilmu-ilmu yang lain, baik itu kebenaran alam, filsafat, ilmu, maupun lain-lain. Bahkan, seharusnya, mereka itu saling melengkapi. Karena itu, orang Kristen tidak menentang teologi dengan ilmu-ilmu yang lain. Ilmu-ilmu yang benar-benar asli pasti berdasarkan penyelidikan manusia yang benar walaupun yang melakukan bukanlah orang percaya, tetapi tetap itu berasal dari Allah. Karena itu, anugerah umum yang Tuhan berikan kepada manusia untuk kesejahteraan Allah terhadap manusia. Dengan begitu, teologi dan ilmu-ilmu itu seharusnya tidak bertentangan, tetapi harus saling melengkapi. Sekarang, kita tahu bahwa teologi itu penting. Lantas, bagaimana cara belajar teologi?

Ada 3 hal yang perlu dilakukan:

1. Banyak membaca firman Tuhan.
Teologi itu dibuat oleh para ahli, tetapi teologi seharusnya menjadi "personal knowledge", menjadi pengetahuan pribadi, karena teologi adalah hasil dari pergumulan kita ketika membaca firman Tuhan. Jadi, bacalah firman Tuhan. Pastinya, jika mendapatkan pengajaran-pengajaran teologi yang tidak alkitabiah, kita akan langsung tahu. Sebab, pengajaran itu tidak sama dengan Alkitab. Jika tidak sama dengan teologi, itu berarti sesat. Nah, teologi yang benar itu pasti didukung dengan firman Tuhan. Teologi yang benar berasal dari firman Tuhan. Mari banyak membaca firman Tuhan.

2. Banyak bertanya.
Ketika kita membaca Alkitab, sering kita tidak mengerti dan kita lewati. Bisa jadi ini merupakan cara yang tidak baik. Kalau kita tidak mengerti, alangkah baiknya kita mencatatnya dan mulai bertanya-tanya. Jadi, sembari kita membaca firman Tuhan, biarkan Roh Kudus memberikan atau mengirimkan orang yang tepat agar kita bisa belajar lebih banyak. Dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul itu, jangan kita diamkan saja. Namun, kita bisa mulai menanyakannya. Kita bisa memikirkannya, membaca firman Tuhan dengan lebih serius, kemudian bersekutu dengan hamba-hamba Tuhan atau orang Kristen yang dewasa secara iman. Mulailah mendiskusikannya dalam persekutuan dan temukan jawaban-jawabannya.

3. Membaca buku-buku Kristen yang bermutu.
Kita tahu bahwa membaca buku-buku Kristen sangat penting walaupun tidak sama pentingnya dengan membaca firman Tuhan. Namun, buku Kristen yang bermutu atau alkitabiah juga berasal dari Tuhan. Seluruh pengetahuan dan kebenaran berasal dari Allah. Kita bisa membaca dengan benar dan tidak perlu takut karena Allah bisa memakai itu untuk menyatakan kebenaran-Nya. Banyak buku Kristen yang dapat menolong kita untuk mengerti penjelasan dengan baik. Contohnya, jika kita ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana kita berdoa, Alkitab sudah banyak menceritakan bagaimana kita berdoa. Namun, mungkin kita perlu penjelasan lebih banyak sehingga perlu membeli buku-buku Kristen tentang doa. Nah, kita akan semakin mengetahui dan bisa mengaplikasikannya. Kita bisa belajar dari buku-buku Kristen, bahkan buku-buku yang non-Kristen pun kadang bisa menolong kita jika memang itu bersumber dari kebenaran yang asli dari Allah.

Jadi, jangan takut untuk membaca, baik buku Kristen maupun bukan Kristen. Keduanya bisa menolong kita untuk memberi penjelasan yang lebih jelas karena keterbatasan kita bukan keterbatasan Alkitab. Keterbatasan kita sebagai pembacanya sebaiknya ditolong dengan membaca buku-buku lain yang bersumber dari kebenaran. Ketika kita ingin mengenal Allah lebih dalam, kita sedang berteologi. Jadi, apakah teologi itu penting? Ya, apakah untuk semua orang? Ya, bukan hanya hamba-hamba Tuhan, mahasiswa sekolah teologi, tetapi untuk kita semua yang rindu mengenal Allah. Kita harus berteologi.