Kita akan bicara tentang sesuatu yang dekat di hati Tuhan, yaitu misi. Kita akan belajar Alkitab, mulai dari cover depan hingga cover belakang, from cover to cover. Dari sana kita akan membahas tentang sesuatu yang penting bagi kita, baik sebagai gereja maupun pribadi.

Mari kita mulai dengan sebuah pertanyaan. Bagian mana dalam Alkitab yang berisi tentang misi?

Jawabannya macam-macam. Matius 28 (Amanat Agung), Roma 10, kitab Kejadian, dsb. Kira-kira, ada sekitar sebelas ayat yang biasanya dikatakan sebagai ayat misi. Orang-orang lalu akan berpikir ayat mana lagi yang mengandung maksud tentang misi di dalam Alkitab. Itulah yang umumnya dipikirkan banyak orang tentang misi. Kita perlu melihat bahwa kita biasa memandang Alkitab sebagai 66 buku, satu perpustakaan yang terdiri dari 66 buku. Masing-masing kitab dalam Alkitab itu berdiri sendiri dengan pesan yang berbeda-beda. Pesan dari Matius berbeda dengan pesan dari kitab Maleakhi, Mazmur, dsb. Alkitab adalah bermacam-macam buku yang dikumpulkan dalam suatu benda, namanya Alkitab. Masing-masing buku itu berdiri sendiri. Sebab, ada sekitar 33-34.000 ayat di dalamnya. Dan, ayat yang berisi tentang misi ini jumlahnya hanya belasan saja. Misi hanya topik kecil saja yang terdapat dalam ayat-ayat Alkitab, di antara topik-topik lain seperti topik tentang keluarga, hidup kudus, relasi, dsb. Dari sekian ribu ayat, hanya ada belasan ayat saja yang berisi tentang misi. Sehingga, meski misi ada dalam Alkitab, tetapi kita tidak boleh berlebihan menanggapi misi. Toh, itu hanya sebagian kecil saja. Di dalam gereja ada bulan misi atau minggu misi, cukuplah kita membicarakan misi dalam momen-momen tersebut dalam setahun. Ada banyak topik lain yang bisa dibicarakan di dalam gereja selain tentang misi. Ada banyak orang yang berpikir demikian, sehingga kita berpikir bahwa misi hanya berbicara untuk orang-orang tertentu saja. Hanya orang-orang super yang akan berangkat ke ladang pelayanan. Jadi, ada begitu banyak pandangan yang populer tentang misi, yang membuat kita kemudian menjadi sulit memikirkan apa itu misi dengan sungguh-sungguh.

Berdasarkan judul materi ini, Mission from Cover to Cover, maka kita akan dengan memandang Alkitab sebagai 1 buku, dengan 1 pendahuluan, 1 cerita, 1 alur, dan 1 kesimpulan. Jadi, mari kita membahas Alkitab, mulai dari awal sampai paling belakang agar kita dapat melihat dengan lebih jelas.

Nah, di dalam Alkitab terdapat pendahuluan, isi, dan penutup. Dan, seluruh kitab Kejadian sesungguhnya adalah pendahuluan dari cerita Alkitab. Namun, Kejadian pasal 1 -- 11 akan berbeda dari Kejadian pasal 12 dan seterusnya, Mengapa? Sebab, Kejadian pasal 1-11 memiliki ciri-ciri yang berbeda dari Kejadian pasal 12 dst. Apa ciri-cirinya? Yaitu tindakan (Allah) yang dialami secara langsung oleh seluruh umat manusia. Pertama, dalam Kejadian pasal 1-2 Allah menciptakan seluruh dunia. Pasal 3 berisi tentang manusia yang jatuh ke dalam dosa. Lalu, manusia terus bertambah banyak dan manusia terus melakukan dosa. Setelah peristiwa air bah, ada 8 orang yang diselamatkan, yaitu Nuh, istrinya, ketiga anaknya dan ketiga menantunya. Mereka terus berkembangbiak dan juga terus berbuat dosa. Lalu, ada peristiwa menara Babel, di mana Allah langsung memberikan hukuman kepada manusia. Bahasa manusia dikacaukan dalam peristiwa itu, dan manusia terpencar ke seluruh dunia. Dalam semua peristiwa itu, Allah mengintervensi langsung manusia untuk menghukum manusia.

Akan tetapi, berbeda saat kita mulai membaca dalam Kejadian pasal 12, di mana mulai Allah memberkati Abraham dan keturunannya untuk melanjutkan misi-Nya. Kitab Kejadian 1--11 bukan hanya merupakan kitab Pendahuluan dalam Alkitab, melainkan pendahuluan dari seluruh Alkitab. Dan. Kejadian pasal 12 adalah awal mula cerita Alkitab. Tadi kita melihat bahwa Kejadian sebagai kitab Pendahuluan dalam Alkitab. Mari kita masuk ke dalam isinya. Dalam awal cerita Alkitab, Allah memulai ceritanya dari seorang bernama Abram. Dalam Kejadian 12:1-3 Allah memulai perjanjiannya dengan Abram, yaitu, "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Ayat 2-3 ini disebut sebagai covenant atau perjanjian, yang merupakan satu isu yang sangat penting dalam keseluruhan Alkitab. Mengapa disebut sangat penting?

Belajar dari ahli biblika teologi seperti Christopher Wright, maka mungkin Kejadian 12:1-2 adalah bagian yang paling penting tentang misi dalam seluruh Alkitab. Mengapa? Sebab, tidak ada perjanjian lain dalam seluruh Alkitab yang melebihi covenant atau perjanjian dengan Abraham ini seperti dalam kitab Kejadian. Sebagai contoh, ada seorang misionaris untuk Suku Chambri di Papua yang merupakan seorang scholar, antropolog, dan sekaligus seorang misionaris. Dia melakukan studi terhadap Alkitab, dan menemukan ada banyak perjanjian dengan Abraham ini yang diparafrasekan maupun disingkat. Dia menemukan ada 350 parafrase maupun approachment dari perjanjian dengan Abraham ini. Luar biasa, tidak ada lagi janji yang diulang sebanyak dan sesering ini. Jadi, perjanjian Allah dengan Abraham ini bisa menjadi backbone atau rangka penting dari cerita-cerita Alkitab. Sehingga, jika ingin meringkas Kejadian 12:1-3, maka itu berisi tentang Allah yang berjanji memberkati Abraham dan seluruh keturunannya.

Perjanjian dan berkat yang ada dalam perjanjian itu sendiri sangatlah luar biasa. Selain Abraham dan keturunannya akan dilindungi, mereka juga akan menjadi bangsa yang besar. Yang mengutuk mereka akan dikutuk, dan yang memberkati mereka akan diberkati. Ada berkat perlindungan dan ada kesempatan-kesempatan luar biasa yang diberikan Tuhan kepada Abraham dan keturunannya. Pertanyaannya adalah kalau ada begitu banyak suku bangsa, mengapa Allah memilih Abraham? Untuk mengadakan perjanjian yang demikian, apakah Allah sudah bosan dengan seluruh umat yang lain? Tentu tidak seperti itu. Tujuan dari janji serta berkat dari Allah kepada keturunan Abraham adalah agar itu dapat menjadi berkat bagi semua orang di muka bumi.  "Aku akan memberkati engkau dengan berkat yang luar biasa." Mengapa berkat ini diberikan? "Karena olehmu," -- bukan, "Tanpamu," -- "Semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Jadi, Tuhan tidak mengubah rencana-Nya. Tuhan tetap menjadikan semua kaum di muka bumi menjadi milik-Nya. Ia bukan hanya memberkati Abraham dan keturunannya, melainkan semua kaum dengan strategi yang berbeda. Jika dalam Kejadian 1- 3 Allah berintervensi langsung, maka mulai dari Kejadian pasal 12 Tuhan memberkati seluruh orang di muka bumi melalui kaum keluarga yang Dia pilih, yaitu Abraham dan keturunannya. Akan tetapi, berkat-Nya itu penuh untuk seluruh keturunan di muka bumi.

"Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Ini merupakan suatu tanggung jawab yang luar biasa. Covenant ini adalah covenant untuk diberkati dan untuk menjadi berkat bagi semua orang di muka bumi. Oleh karena mengandung tanggung jawab yang sangat besar, maka Tuhan juga memberkati Abraham dan keturunannya. Diberkati untuk menjadi berkat dengan seluruh keturunannya. Itulah makna dari perjanjian Allah dengan Abraham.

Pertanyaannya, apakah Tuhan memenuhi janji-Nya kepada Abraham itu? Bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan ini? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, kita perlu menelusuri Abraham dan keturunannya. Apa yang Abraham dan keturunannya lakukan? Apa identitas yang mereka miliki? Untuk itu, kita harus mempelajari seluruh Alkitab, khususnya dalam perjanjian lama. Sebab, Perjanjian Lama berisi tentang Abraham dan keturunannya, di mana Abraham memperanakkan Ishak, lalu Ishak memperanakkan Yakub. Dari Yakub kemudian muncul 12 suku Israel, sehingga Yakub mengubah namanya menjadi Israel dan anak-anak-Nya menjadi 12 suku Israel. Kemudian ada kisah Yusuf, di mana kemudian anak-anak Israel ini bertambah banyak dan menjadi budak di Mesir, lalu dibebaskan dan pergi menuju ke tanah Perjanjian. Lalu, ada kisah Hakim-Hakim, Raja-Raja, dan seterusnya. Ketika Tuhan menghendaki agar kita memenuhi perjanjian-Nya, yaitu diberkati untuk memberkati semua orang di muka bumi, maka kita perlu menelusuri Abraham dan kaum keturunannya yang tercatat di dalam Alkitab.

Mari mulai menelusuri cerita Alkitab dengan mengambil beberapa sample. Sample yang pertama kita ambil dari kitab Taurat, yaitu dari Keluaran 19:6. "Kamu akan menjadi imamat rajani bagiku dan bangsa yang kudus." Bangsa Israel akan menjadi bangsa Israel yang kudus bagi Allah. Itulah identitas Israel yang diberikan Tuhan kepada mereka. Apa yang perlu kita pahami mengenai kerajaan imam dan bangsa yang kudus ini? Untuk itu, kita perlu memahami apa kata imam yang sesungguhnya. Imam adalah perantara umat dengan Tuhan-Nya. Dari ke-12 suku Israel, hanya ada satu suku di mana imam-imam bangsa Israel berasal, yaitu suku Lewi. Jadi, Lewi adalah suku imam, meski tidak semua orang dari suku Lewi itu menjadi imam. Hnaya orang Lewi dari keturunan Harun saja yang menjadi imam. Maka, dikatakan suku Lewi adalah suku imam yang menjadi perantara antara Tuhan dengan suku Israel yang 11 lainnya.
    
Jadi, ada suku Lewi, ada Tuhan, dan sebelas suku lainnya. Akan tetapi, yang dikatakan dalam Keluaran ini bukanlah suku imam, melainkan kerajaan imam dari umat Tuhan. Jadi, di sini kita berbicara bangsa Israel sebagai keutuhan, keseluruhan. Nah, sebagai kerajaan imam, Israel menjadi perantara antara siapa dengan siapa? Mereka menjadi perantara antara Tuhan dengan semua suku bangsa di muka bumi. Itulah identitas bangsa Israel, yaitu bangsa Israel ada karena ada tugas yang harus mereka emban bagi semua suku bangsa di muka bumi.

Yesaya adalah satu sample dari kitab nabi-nabi besar yang banyak menulis tentang nubuatan. Yesaya 49:6 menyatakan, "Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." Jadi, Yesaya ini mengatakan bahwa identitas lain dari bangsa Israel adalah untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan sampai ke ujung bumi. Ini mungkin terlihat biasa bagi kita, tetapi tidak biasa bagi bangsa-bangsa di Timur jauh. Bayangkan, Anda adalah bangsa Mesir, lalu sesembahan bangsa Mesir diharapkan memberkati orang Mesir serta memberkati semua suku bangsa, termasuk lawan-lawannya orang Mesir. Tentu saja dewi-dewi orang Mesir memberkati orang Mesir, dewa-dewi Asyur diharapkan juga memberkati Asyur. Akan tetapi, beda dengan Allah Yahweh, Allah Israel yang adalah Allah bagi semua bangsa. "Aku akan menjadikanmu terang bagi bangsa-bangsa lain supaya keselamatan sampai ke ujung-ujung bumi, sampai kepada segala suku bangsa." Inilah identitas dari keturunan Abraham secara jasmani ini. Lalu, Maleakhi, kitab terakhir dari Perjanjian Lama, menyatakan, "Sebab sampai terbenamnya matahari, nama-Ku besar di tengah bangsa-bangsa." Rencana Allah adalah supaya Dia dipuji dan dikenal oleh semua suku bangsa. Dan, ketika semua suku bangsa mengenal Allah, mereka akan mendapatkan keselamatan dari pada Allah sendiri.

Ada satu contoh lagi dari kitab Mazmur yang merupakan pujian dalam ibadah Israel, yaitu Mazmur 67, "Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya." Ayat ini seringkali dikutip dalam bagian ibadah doa berkat, atau pada akhir ibadah, dan biasanya itu dipotong sampai di situ. "Kiranya Allah mengasihi kita, menyinari kita dengan wajah-Nya. Amin." Akan tetapi, ayat ini baru menggambarkan sepotong bagian dari janji Abraham. Perjanjian Abraham bukan hanya tentang janji berkat, tetapi ada pula tanggung jawab berkat. Maka, kita perlu mengetahui bahwa Mazmur 67 mencantumkan hal ini sebagai kelanjutan kalimat di awal tadi, " ... supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa." Ini adalah parafrase dari Perjanjian Abraham, diberkati untuk menjadi berkat bagi segala bangsa. "Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah; kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu." Mazmur 67 banyak berisi ungkapan tentang segala bangsa, bangsa-bangsa. Akan tetapi, somehow di dalam perjalanan kekristenan kita, kita lebih tertarik diberkati atau menjadi berkat. Kita lebih tertarik diberkati dibanding menjadi berkat bagi segala bangsa, sebab itu tugas yang sulit dan besar sekali. Kita lebih suka diberkati, sebab hidup itu sudah susah sehingga kita lebih membutuhkan berkat Tuhan supaya  bisa mengatasi hidup kita yang sulit. Bagaimana kita bisa memberkati padahal hidup kita sudah susah? Maka, bukanlah lebih baik jika kita diberkati saja, sehingga kita lebih suka Perjanjian diberkati dari pada memberkati. Mazmur 67 berkata, "Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takut akan Dia!" Jelas ini frasa dalam PL di mana kita dipanggil untuk diberkati serta untuk menjadi berkat bagi semua kaum di muka bumi.

Selain berisi tema-tema kecil, Alkitab juga memiliki tema-tema besar, yaitu tema yang menghubungkan masing-masing tema kecil. Inilah yang disebut survei Alkitab, atau kalau di sekolah Alkitab disebut Bible Survey, yang berguna untuk melihat tema-tema besar dari masing-masing kitab dalam Alkitab. Saat kita menelusuri silsilah keturunan Abraham dari awal kitab Kejadian, ada yang mengatakan bahwa Alkitab itu memiliki dua tema besar. Yang mengatakannya ini bukan hanya seorang telog. Namun, yang mengatakan ini adalah Tuhan Yesus sendiri. Tuhan Yesus dalam tubuh kebangkitan-Nya mengatakan bahwa Alkitab memiliki dua tema besar. Dalam Lukas 24:44-47, ketika Tuhan Yesus mengumpulkan murid-murid-Nya, Ia berkata demikian, "Segala sesuatu yang tertulis tentang Aku dalam hukum Taurat Musa, kitab para nabi, dan Mazmur harus digenapi." Ketika Tuhan Yesus menyebutkan hal tersebut, yang dimaksud-Nya adalah semua kanon kitab Perjanjian Lama, atau yang biasa disebut sebagai tanak. Taurat, Neviin, dan Ketuvim. Taurat adalah lima kitab Taurat Musa. Neviin adalah kitab nabi-nabi, sedangkan Ketuvim adalah kitab-kitab sastra Mazmur dan kitab-kitab hikmat. Itu adalah kanon kitab Perjanjian Lama, seluruh kitab Perjanjian Lama. Jadi, melaluinya Tuhan Yesus sedang mengajarkan seluruh ringkasan PL, lalu Ia membuka pikiran para murid sehingga mereka mengerti tentang kitab suci, yaitu kitab suci yang ada pada saat itu, kitab suci PL. PB pada saat itu belum ditulis apalagi dibukukan. Dan, Tuhan Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya, "Ada tertulis bahwa Kristus harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga." Jadi, jika mau merangkun kitab PL maka isinya adalah akan ada Mesias yang mau menderita dan bangkit, dan akan menjadi penebusan pada hari yang ketiga.

Dari sana, kita sekarang dapat memahami maksud dari Kejadian 3:15. "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Ini adalah protoevangelium -- Kabar Baik yang sudah Allah sampaikan sejak manusia jatuh dalam dosa, yaitu akan ada penebusan bagi mereka. Penebusan ini akan dijalankan oleh mereka, "engkau akan meremukkan tumitnya." Itu menunjuk kepada Mesias yang menderita dan bangkit. Dan, saat kita belajar dari Perjanjian Lama ada juga kitab Imamat, Bilangan, Ulangan. Dari kitab-kitab tersbeut kita melihat ada simbol tentang korban-korban dan sebagainya. Itu semua merujuk kepada Mesias yang akan datang, yang dijanjikan di dalam diri Kristus. Jadi kita melihat adalah benar bahwa rangkuman dari Alkitab PL itu berisi tentang janji kedatangan Mesias yang disimbolkan atau ditipilogikan di dalam simbol-simbol perjanjian lama. Itu adalah rangkuman kitab Perjanjian Lama tentang Mesias yang memberi keselamatan bagi kita semua.

Akan tetapi, Tuhan Yesus tidak hanya merangkum kedatangan Mesias dalam PL. Sebab, selanjutnya Tuhan Yesus menyatakan lagi , "Dan, pertobatan untuk pengampunan dosa akan dinyatakan dalam nama-Nya kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem." Rangkuman yang kedua adalah bahwa dalam nama-Nya rangkuman tentang pertobatan dosa harus disampaikan kepada seluruh bangsa mulai dari Yerusalem. Inilah misi itu. Di dalam nama-Nya, berita tentang Mesias yang membangkitkan itu harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Bukankah ini perwujudan dari perjanjian Abraham, yaitu diberkati untuk menjadi berkat? Kita melihat bahwa kita akan diberkati dengan berkat yang luar biasa, yaitu berkat keselamatan dari Mesias yang datang menjadi penebus kita. Mesias yang mati dan bangkit pada hari ketiga. Akan tetapi, bukan satu sisi saja. Sekali lagi, berita pertobatan ini harus disampaikan kepada segala bangsa. Jadi, ada perjanjian berkat yang diikuti dengan tanggung jawab berkat. Diberkati untuk menjadi berkat bagi segala bangsa, mulai dari Yerusalem.

Jadi, PL bukan hanya berbicara tentang Yesus Kristus yang mati, tetapi berbicara juga tentang misi. Misi adalah rangkuman PL, menurut Tuhan Yesus, Sebab, kalau keselamatan ada di dalam Mesias yang mati dan bangkit itu, maka kekristenan akan berfokus kepada diri sendiri. Kalau satu-satunya jalan untuk diselamatkan ada dalam Kristus, maka kita tidak boleh berdiam diri. Kita perlu bermisi, sebab kita diberkati untuk juga menyampaiakn kabar keselamatan bagi semua kaum di muka bumi. Itulah rangkuman Perjanjian Lama tentang keselamatan di dalam Kristus, yaitu misi kepada seluruh suku bangsa.

Nah, sekarang kita masuk ke dalam PB, di mana 1/3 dari Alkitab berisi PB. Di dalam PB, kita berjumpa dengan Yesus, setelah sebelumnya dinyatakan dalam PL bahwa hati Tuhan adalah bagi bangsa-bangsa. Setelah Tuhan Yesus mati di dunia, Ia bukan hanya mati bagi keselamatan umat manusia, tetapi Dia juga memulai sebuah gerakan. Ia melakukan pemuridan supaya berita tentang pertobatan ini sampai kepada seluruh bangsa. Nah, kita sering kali menekankan "jadikanlah murid," meski ini adalah penekanan yang baik, tetapi tidak lengkap. Akibatnya, kita melakukan pemuridan untuk kalangan sendiri. Yang penting kita membuat orang Kristen menjadi lebih Kristen, supaya hasilnya dapat semakin menambah tenaga kerja Kristen, di dalam badan Kristen, Namun, bukan itu yang Allah kehendaki. Jika kita melihat, maka pemuridan kita adalah berkat Tuhan yang luar biasa. Kita sudah diselamatkan, lalu kita ditumbuhkan menjadi murid Tuhan, dimuridkan. Akan tetapi, seperti sebelumnya, ada berkat, ada tanggung jawab, sehingga kita akan terus memuridkan sampai kepada akhir zaman demi melakukan tanggung jawab ini. Amanat Agung dari Tuhan Yesus bisa dikatakan merupakan lanjutan dari cerita yang telah dimulai Allah dalam cerita awal pada PL. Untuk menjadi berkat bagi semua kaum di muka bumi ini, Tuhan Yesus meneruskan pekerjaan itu agar sampai kepada akhir zaman. Kata "semua bangsa" pada Amanat Agung dalam Matius 28 ini adalah terjemahan dari bahasa Ibrani, "Pan ta ethne". Pan artinya semua, ta ethne, artinya etnis kelompok orang. Jadi, Pan ta ethne lebih tepat diterjemahkan bukan sebagai "semua bangsa", tetapi semua etnis, semua suku bangsa, semua kelompok orang, semua people group. Itu adalah terjemahan yang lebih tepat lebih harafiah. Berdasarkan penggunannya dalam perjanjian baru, Pan ta ethne, merupakan kelompok-kelompok orang di dunia yang dipisahkan oleh bahasa, keturunan, dan sosial budaya. Itu adalah perwujudan dari perjanjian berkat yang dilaukan Tuhan kepada Abraham, "Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat".

Semua kaum dalam bahasa aslinya di dalam bahasa Ibrani adalah Mispahah. Abraham diberkati untuk menjadi mispahah kepada semua orang. Ketika Alkitab Ibrani diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ada Saptuaginta. Jadi, secara tradisi mispahah diterjemahkan menjadi Pan ta enthe. Kata Pan ta etnhe itu dipakai oleh Tuhan Yesus ketika Ia berkata, "matata theus sate pan ta ethne," atau kita adalah murid di antara segala suku bangsa. Pemuridan kita adalah pemuridan yang sangat berkaitan dengan misi, dan bukan terpisah dari itu. Dalam konteks segala bangsa itu sendiri, bukanlah bangsa secara secara politis yang kita kenal, yaitu misalnya: Indonesia, Malaysia, Singapura, dsb. Bukan bangsa secara politis yang dimaksud dalam Panta ta ethne, tetapi kelompok-kelompok ethnis, segala suku bangsa. Indonesia sendiri terdiri dari banyak sekali suku bangsa. Amanat Agung ini adalah Amanat yang saling berkaitan dengan segala suku bangsa. Perjanjian Abraham adalah perjanjian yang berkaitan dengan segala suku bangsa. Secara etnis, itu adalah mission mandate kita, dan misi yang sejak awal ditegaskan oleh Tuhan Yesus dalam Amanat Agung.

Dalam PB kita tadi sudah belajar, bagaimana Tuhan Yesus bukan hanya menggerakkan kita, tetapi menggerakkan juga segala suku bangsa. Mari masuk ke dalam Kisah Para Rasul. Kisah Para Rasul 1:8, menyatakan, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."  Jadi, kalimat terakhir adalah kalimat yang menegaskan kepada kita sampai kepada Pan ta ethne, sampai kepada semua suku bangsa. Itu adalah panggilan misi yang ada di dalam Alkitab.

Kedatangan-Nya yang pertama yang dicatat dalam Injil, sementara kedatangannya yang kedua adalah kesudahan dari segala sesuatunya. Jika Yesus datang untuk kedua kalinya nanti, maka dunia ini berakhir. Ada periode di antara kedatangan yang pertama dan kedua. Kedatanagan yang pertama sudah terjadi, sementara yang kedua belum. Jadi, antara sudah dan belum, already, but not yet. Pertanyaannya adalah mengapa kedatangan Kristus yang kedua tidak sangat dekat dengan kedatangan yang pertama? Mengapa, Kristus tidak datang lagi segera setelah kedatangan-Nya yang pertama? Mengapa ada periode yang begitu panjang? Kita tidak tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, dan sampai kapan. Apakah tujuan periode antara ini?

Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu melihat kesudahan dari hal itu. Kalau sudah terjadi, apa dunia akan diakhiri? Alkitab memberikan beberapa pernyataan rencana Allah, bahwa jika semua rencana Allah sudah tercapai, maka kesudahannya akan berlaku. Mari kita lihat dalam Matius 24:14, "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya." Kedatangan Yesus yang kedua terjadi jika misi Allah akan dunia sudah tercapai. Apa yang menjadi tujuan Allah bagi dunia? Bahwa Injil kerajaan, atau karya keselamatan ini harus diberitakan kepada seluruh dunia. Injil keselamatan diselesaikan Kristus pada kedatangan-Nya yang pertama. Akan tetapi, bagian selanjutnya bagaimana agar berita keselamatan ini bisa sampai kepada segala bangsa. Itulah tujuan dari periode antara ini, yakni setelah Injil diberitakan di seluruh dunia, menjadi kesaksian Pan ta ethne, maka sesudah itu tibalah kesudahannya. Tuhan akan berkata sudah selesai sampai di sini ketika Kristus datang kali kedua. Jika  misi Tuhan sudah tercapai, Injil kerajaan menjadi kesaksian bagi semua bangsa.

Ini sesuatu yang luar biasa. Allah kita bukanlah Allah yang menjalankan dunia dan mengakhirinya jika Dia bosan. Namun, Allah kita adalah Allah yang bermisi dan jika itu sudah dilaksanakan, kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi dan semua sudah selesai. Pertanyaannya, apa yang Allah kerjakan untuk mencapai hal itu, yaitu sampai semua kaum di muka bumi, sampai semua suku bangsa mendengar kabar keselamatan itu? Inilah yang Tuhan lakukan, dinyatakan dalam Galatia 3:9, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka akan diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. Abraham adalah Bapak orang beriman. Dan, di dalam tujuan dan rencana Allah, Tuhan menjadikan semua orang percaya dalam Kristus menjadi anak cucu Abraham. Jadi, perjanjian berkat itu, di mana Allah akan memberkati Abraham dan segala keturunannya dengan luar biasa juga berlaku bagi kita semua yang percaya. Namun, bukan hanya perjanjian berkat saja, tetapi tanggung jawab bagi semua kaum di muka bumi harus dilaksanakan oleh kita sebagai cucu Abraham secara rohani. Sebab, di dalam Yesus, Allah menjanjikan semua orang yang percaya di dalam Tuhan Yesus menjadi anak cucu Abraham yahg terikat di dalam perjanjian itu.

Abraham hidup sekitar 2000 tahunan sebelum Kristus. Kita hidup sekarang sekitar 2000 tahun sesudah Kristus. Jadi, antara Abraham dengan kita terpisah sekitar 4000 tahun. Selama 4000 tahun ini, kita terhubung dengan janji diberkati dan untuk menjadi berkat bagi semua kaum di muka bumi. Dalam Galatia 3:14, dinyatakan bahwa Yesus Kristus telah membuat hal ini supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain. Dengan demikian, oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. Mengapa kita menjadi keturunan Abraham secara rohani? Itu bertujuan supaya kita bisa membawa berkat Abraham kepada segala suku bangsa. Orang percaya adalah anak-anak Abraham, dan perjanjian itu bukan hanya berlaku antara jasmani, tetapi juga bagi kita yang menjadi anak cucu Abraham secara rohani.

Jadi, misi itu bukan merupakan tugas. Akan tetapi, misi itu adalah identitas. Misi itu bukan aktivitas yang kita pilih, bahwa kita tertarik kepada pelayanan anak, kita tertarik kepada pelayanan remaja, atau kita tertarik kepada pelayanan misi. Di antara semua pelayanan itu, di mana kita tidak mempunyai waktu mengerjakan semuanya, maka kita akan memiilih pelayanan mana yang harus kita kerjakan. Misalnya, kita tertarik dalam pelayanan anak, dan saya tidak memiliki waktu untuk pelayanan misi. Hal semcama itu terjadi jika misi dipandang sebagai aktivitas, Akan tetapi, misi bukanlah aktivitas. Misi adalah identitas. Kita sebagai orang yang percaya, sebagai orang yang diberkati, maka kita diberkati untuk menjadi berkat bagi kaum di seluruh bumi. Kehadiran kita, kehidupan kita sebagai anak cucu Abraham, yang memiliki identitas sebagai kumpulan orang percaya, harus membawa berita keselamatan sampai kepada segala suku bangsa. Dan, itu bukan sebuah pilihan. Itu adalah suatu identitas yang melekat dengan diri kita.

Nah, jika tadi kita melihat kesaksian PL dan PB berbicara mengenai gereja, tentang kita sebagai anak cucu Abraham -- yang merupakan identitas yang sangat kuat --, maka seluruh cerita Alkitab akan diakhiri ketika segala duku bangsa sudah mendengar tentang Injil Kristus, tentang keselamatan yang dari pada-Nya. Dan, ketika kesudahan segala sesuatu terjadi, itu akan tampak seperti dinyatakan dalam Wahyu 7:9, "Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka." Mari kita bayangkan. Kumpulan orang yang tidak terhitung banyaknya. Ketika segala sesuatu telah berlalu, maka perjanjian Allah akan digenapi. Ruang takhta Allah ada di dalam segala suku bangsa. Apa yang dimulai olah Allah semenjak awal akan diakhiri oleh Allah.

Nah, dari sana kita bisa melihat bahwa Bangsa-bangsa memenuhi Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, sebab tujuan Allah adalah untuk memberkati suku bangsa. Buku Christ Red menyatakan demikian, "Kebanyakan orang Kristen setuju bahwa Alkitab memberikan dasar bagi misi. Akan tetapi, misi lebih besar dari pada itu. Kebenarannya adalah bahwa Alkitab didasari oleh misi. Seluruh Alkitab digerakkan dari misi Tuhan dan oleh misi Tuhan, mulai dari kitab Kejadian sampai Wahyu, atau dalam keseluruhan PL dan PB. Kita bukan hanya mencari dasar-dasar Alkitab bagi misi, tetapi mengerjakan dasar-dasar Alkitab bagi misi. Bahkan, Alkitab didasari oleh misi Allah." Alkitab berisi tentang misi Allah, sehingga kita dapat melihatnya mulai dari Kejadian 12 sampai Wahyu 7. Keseluruhan Alkitab ini berbicara tentang diberkati untuk menjadi berkat bagi segala kaum di muka bumi, segala suku bangsa. Alkitab berbicara tentang misi, from cover to cover, jadi misi sesungguhnya merupakan tema besar dalam Alkitab

Kita sudah mempelajarinya. Misi merupakan pendahuluan, isi cerita, dan penutup dalam Alkitab.