IT4GOD, Teknologi dan Tuhan. Kita akan mulai dengan satu fakta bahwa teknologi sudah mengubah dunia dan cara pandang manusia. Internet merevolusi komunikasi, bahkan sampai ke titik di mana kita sekarang lebih suka menggunakan internet untuk sarana komunikasi utama kita itu.
Nah, dahulu sebelum ada internet, mungkin kita lebih suka pergi ke luar, kita lebih suka jalan-jalan dengan teman-teman kita. Akan tetapi, setelah ada internet kita lebih suka berkomunikasi dengan internet, kita lebih suka berbagi momen dengan internet, bahkan segala sesuatu yang kita lakukan sekarang kita melakukannya dengan internet. Entah itu memesan makanan, membeli barang, atau juga apa pun yang kita kerjakan sekarang sebagaian besar kita lakukan dengan internet.
Dahulu, sebelum ada internet, Ayah saya biasanya pergi ke toko buku untuk beli koran. Beliau pergi pagi-pagi sekali untuk menunggu sampai tokonya buka dan baru bisa mendapat koran yang terbaru dan mengetahui berita yang terbaru hari itu. Dan, kalau pun kita tidak mau repot, kita bisa berlangganan koran, lalu nanti akan ada orang dari loper koran yang akan menggantarkannya kepada kita. Namun, itu pun tetap sehari sekali, biasanya pagi-pagi. Nah, sekarang, dengan adanya internet, satu klik atau satu tab saja sudah cukup untuk kita bisa mengakses berita apa pun dari belahan dunia mana pun, kapan pun kita mau dengan tingkat keterbaruan yang sampai ke hitungan menit. Begitu sesuatu di posting di suatu tempat di dunia, kita bisa akses saat itu juga. Jadi, sedemikian besarnya revolusi yang disebabkan teknologi dalam dunia kita.
Akan tetapi, di sisi lain, teknologi juga memberikan dampak yang negatif, dan memang potensi dampak negatif itu ada. Mulai dari penyakit mata, misalnya orang terlalu banyak menatap layar atau juga sakit otot karena terlalu sering menggunakan keyboard dan mouse. Atau, juga sakit-sakit yang sifatnya lebih mental, misalnya seperti nomophobia atau antisosialisme karena lebih suka menyendiri dengan teknologinya daripada dengan orang lain. Nah, potensi- potensi positif dan negatif dari teknologi inilah yang akhirnya membuat orang, khususnya orang Kristen jadi bimbang, menjadi dilema untuk menentukan sikap terhadap teknologi ini. Jadi, seharusnya orang Kristen itu pro atau kontra terhadap teknologi? Jadi, karena ada dampak positif ada dampak negatif, itulah yang membuat kita berada dalam dilema.
Untuk kita bisa menempatkan teknologi dalam posisi yang tepat, dalam kehidupan kita khususnya kehidupan iman kita. Pertama-tama, kita harus bisa mengetahui bagaimana kita menempatkan teknologi dalam hubungannya dengan Tuhan.
Jadi, apa hubungan antara teknologi dengan Tuhan?
Nah, ada beberapa pandangan tentang hubungan teknologi dengan Tuhan ini. Kita akan coba untuk membandingkan pandangan-pandangan ini dengan kebenaran Alkitab untuk kita bisa tahu, mana pandangan yang paling tepat.
Yang pertama, pandangan yang pertama adalah ini: IT or God?
IT, teknologi atau God atau Tuhan? Jadi, pandangan semacam ini menganggap bahwa urusan teknologi itu tidak ada sangkut pautnya dengan Tuhan sama sekali. Jadi, teknologi adalah teknologi, Tuhan ya Tuhan. Jangan dicampur adukkan. Nah, jadi, orang yang mengikuti paham seperti ini menempatkan dirinya dalam dualisme sekuler dan rohani.
Misalnya seperti ini, sekarang ada banyak perangkat yang didesain khusus untuk melakukan tugas tertentu. Contoh yang paling sederhana yang ada sekarang adalah handphone yang khusus dibuat untuk main game. Jadi, ini benar-benar hp yang digunakan untuk main game, tetapi tidak untuk membaca Alkitab. Aplikasi Alkitab pun tidak didapati di dalamnya, karena memang untuk yang bersangkutan, hpnya itu bukan sesuatu yang harus dikaitkan dengan Tuhan. Artinya, ketika orang mengikuti paham IT or God seperti ini, ada satu aspek dalam hidupnya, yaitu teknologi yang tidak diserahkan atau tidak ditundukan kepada Tuhan,melainkan hanya digunakan untuk kepentingan atau kesenangan pribadinya.
Bagaimana pendapat firman Tuhan terhadap paham semacam ini? Tentunya, itu jelas tidak alkitabiah karena Rasul Paulus juga dalam 1 Korintus mengingatkan "Jadi, entah apapun yang kita lakukan, entah kita sedang makan atau minum, atau apa saja yang kita lakukan, lakukanlah semuanya untuk kemulaan Tuhan". Artinya, kita harus melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan, tidak untuk kepentingan atau kesenangan pribadi kita sendiri. Dan, di situlah paham ini menjadi salah karena tidak seusai dengan kebenaran Alkitab. Itu paham yang pertama.
Nah, pandangan yang kedua adalah ini: IT is greater than God. Jadi, IT, teknologi itu lebih besar dari Tuhan. Nah, orang yang berpandangan seperti ini biasanya lebih mengandalkan teknologi daripada mengandalkan Tuhan untuk mengatasi masalah-masalah dalam hidupnya. Jadi, ketika dia mengalami suatu persoalan, ketika dia menghadapi suatu pergumulan, dia akan lebih dahulu mencari solusinya lewat internet. Dia akan terlebih dahulu berpaling kepada hpnya atau teknologi apa pun yang dimiliki sebelum akhirnya dia menyadari mungkin kalau ternyata tidak semua jawaban bisa dia peroleh. Baru setelah itu dia akan ingat Tuhan. Akan tetapi, secara umum, orang-orang yang menganut paham seperti ini, IT is greater than God, mereka merasa mungkin tidak perlu Tuhan karena mereka bisa mendapatkan jawaban atas pertanyaan apa pun yang mereka ajukan hanya dalam hitungan detik dengan internet, dengan Mbah Google, atau dengan apa pun yang mereka bisa pakai. Jadi, mereka merasa bahwa tidak perlu lagi Tuhan. "Saya hanya perlu internet, maka saya bisa mendapatkan segala sesuatu."
Nah, tetapi apakah benar teknologi itu lebih besar dari Tuhan? Pikirkan ini: Jika teknologinya juga adalah ciptaan mungkinkah teknologi itu lebih besar dari pada Tuhan, Sang Pencipta? Jelas tidak. Dengan demikian, teknologi tidak mungkin lebih besar dari Tuhan dan otomatis paham ini atau pandangan ini adalah pandangan yang salah. Itu pandangan yang kedua, IT is greater than God.
Atau yang ketiga, ada juga pandangan seperti ini yang lebih parah lagi. IT is equal to God atau It is God, bahkan. Jadi, ada beberapa orang yang mungkin berpendapat bahwa IT itu setara dengan Tuhan. Bahkan, IT atau teknologi itu menjadi Tuhannya. Jadi, berlawanan dengan pandangan sebelumnya. Dalam pandangan sebelumnya dia akan lari ke teknologi terlebih dahulu baru nanti setelah itu ingat Tuhan. Orang yang menganut pandangan seperti ini, dia menganggap bahwa Tuhannya adalah teknologi, teknologi adalah Tuhannya. Dengan kata lain, dia menjadikan teknologi sebagai berhalanya. Kemajuan teknologi menjadi obsesinya sehingga hidupnya dikendalikan dengan semua teknologi yang dia gunakan. Dia diperhamba oleh alat-alat yang dia miliki. Nah, apakah pandangan seperti ini sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan? Tentunya tidak seperti itu. Sebab, Alkitab jelas mengajarkan jangan ada pada kita allah lain di hadapan-Nya gitu. Jangan sampai ada sesuatu yang kita jadikan berhala. Jangan sampai kita menduakan Tuhan, seperti itu.
Jadi, apakah IT is God? Jelas tidak. Karena, IT bukan bukan apa-apa dibandingkan Tuhan.
Nah, tiga pandangan ini jelas tidak Alkitabiah dan menjadi pandangan yang salah dan menjadi pandangan yang salah. Jadi, bagaimana seharusnya hubungan yang tepat antara teknologi dan Tuhan? Jawabannya hanya satu, IT 4 God. Teknologi itu untuk Tuhan. Teknologi berasal dari Tuhan, dan harus digunakan untuk kemuliaan Tuhan. Nah, bagaimana kita tahu kalau pandangan inilah yang paling tepat di antara pandangan-pandangan lainnya? Sama dengan cara yang tadi sudah kita terapkan, kita harus menguji kebenaran ini dengan pandangan Alkitab.
Ada kebenaran firman Tuhan yang mendasari prinsip ini, yaitu yang terdapat dalam Kolose 1:16: "Sebab, oleh Dia, segala sesuatu yang ada di surga dan di bumi diciptakan, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik takhta, kekuasaan, pemerintah, maupun penguasa. Segala sesuatu telah diciptakan melalui Dia dan untuk Dia." Coba perhatikan bagian yang dicetak tebal. Segala sesuatu diciptakan oleh Dia, melalui Dia, dan untuk Dia. Nah, kira-kira apa yang dicakup dalam "segala sesuatu ini". Sesuatu, kata yang sangat inklusif, bukan? Kita bisa memaknai apakah segala sesuatu berarti mencakup tubuh jasmani kita? Ya. Apakah segala sesuatu itu mencakup semua kemampuan yang kita miliki? Ya. Apakah segala sesuatu itu berarti mencakup semua apa yang e, benda-benda fisik yang kita punya? Ya. Jadi, apakah segala sesuatu itu mencakup teknologi? Ya, ya, ya! Segala sesuatu mencakup teknologi.
Jadi, kita bisa menyimpulkan bahwa teknologi itu adalah diciptakan oleh Dia, oleh Tuhan, melalui Dia dan untuk Dia. Jadi, teknologi harus digunakan untuk kemuliaan Tuhan. IT4 God. Itulah pandangan yang benar, itulah hubungan yang benar antara teknologi dengan Tuhan, dan itulah pandangan yang seharusnya kita anut sebagai orang Kristen, untuk menempatkan teknologi dalam hidup kita.
Nah, sekarang, pertanyaannya: Ok, teknologi ini berarti harus digunakan untuk kemuliaan Tuhan, tetapi bagaimana dengan dampak-dampak negatif yang tadi sudah disebutkan? Bagaimana kita bisa menjaga agar kita tidak menyalahgunakan teknologi? Bagaimana kita bisa tahu cara yang terbaik untuk menggunakan teknologi untuk memuliakan Tuhan? Nah, kita bisa berpaling kepada Alkitab untuk melihat petunjuk yang sudah diberikan kepada kita.
Yang pertama, diambil dari Amsal 1:7 "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan; orang-orang bodoh menghina hikmat dan didikan." Nah, yang pertama supaya kita bisa menggunakan teknologi dengan bijak, bagaimana kita bisa menggunakan teknologi dengan sebagaimana mestinya adalah pertama-tama memiliki sikap yang benar. Takut akan Tuhan akan menimbulkan sikap yang benar sehingga menimbulkan pengetahuan yang benar, pemulaan pengetahuan untuk kita bisa menggunakan teknologi untuk mengabdi kepada Tuhan dan juga memperjuangkan kebaikan bagi sesama kita. Itu yang pertama. Untuk menggunakan teknologi dengan benar kita pertama-tama harus memiliki sikap yang benar terlebih dahulu.
Dan yang kedua, yang terkait dengan apakah orang Kristen boleh memanfaatkan teknologi? Rasul Paulus mengingatkan "Semua hal diperbolehkan bagiku, tetapi tidak semuanya berguna. Memang semua hal diperbolehkan bagiku, tetapi aku tidak mau diperhamba oleh apapun." Di sini, secara tersirat Rasul Paulus mengatakan bahwa segala sesuatu yang pada dasarnya tidak melawan kehendak Tuhan itu diperbolehkan. Segala sesuatu yang pada dasarnya tidak melawan hukum Tuhan itu diperbolehkan, tetapi kita tidak boleh biarkan hal-hal itu memperhamba kita. Ini sikap kedua yang harus kita miliki. Yang pertama, sikap takut akan Tuhan. Yang kedua, sikap untuk tidak membiarkan teknologi itu menjadi tuan atas hidup kita. Ingat, teknologi adalah hamba yang baik. Dia bisa menolong kita untuk mengerjakan apa pun yang kita kerjakan dengan lebih muda dan lebih menyenangkan, dengan lebih cepat. Akan tetapi, jika dia menjadi tuan atas hidup kita, kita akan diperhamba dengan kejam oleh teknologi itu. Nah, jadi ada sikap yang harus kita memiliki untuk menggunakan teknologi dengan bijak.
Dan yang terakhir, yang ketiga untuk memperkuat lagi, meneguhkan lagi bahwa kita harus menggunakan teknologi adalah ayat Matius 22:37 “Kamu harus mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap pikiranmu." Teknologi tidak hanya boleh, tetapi juga harus digunakan untuk memenuhi hukum Tuhan. Komunikasi dan konten-konten digital yang kita kerjakan, bagikan, harus bisa memberkati dan menjadi teladan yang positif bagi sesama kita. Kita harus memakai segenap hati kita, segenap jiwa kita, segenap pikiran kita untuk melayani Tuhan. Teknologi juga termasuk di dalamnya, dan kita juga harus menggunakan teknologi untuk melayani Tuhan.
Nah, IT4God sendiri adalah visi yang memotori pelayanan di Yayasan Lembaga SABDA. Sejak awal berdirinya, YLSA sudah melihat pentingnya teknologi untuk memuliakan Tuhan. Bagaimana teknologi bisa menolong banyak orang melihat Allah melalui media digital, Alkitab, bahan-bahan biblika, berbagai literatur Kristen, dan lain sebagainya. Karena itu, sepanjang 25 tahun pelayanannya, YLSA selalu berkontribusi mengembangkan berbagai alat digital untuk menolong pembelajaran Alkitab yang lebih mendalam, yang lebih muda, dan lebih menyenangkan. Mulai dari software SABDA, mulai dari situs Alkitab SABDA sampai ke aplikasi Alkitab dan masih banyak lagi. Namun, ini tidak berhenti sampai di sini saja. Teknologi hanya akan terus berkembang dan YLSA akan terus maju sesuai dengan visi IT4God ini untuk memenangkan teknologi-teknologi baru yang akan terus bermunculan itu bagi kemuliaan Tuhan.
YLSA juga terus mengikuti tren teknologi yang sedang terjadi, khususnya dalam tahun 2020 ini untuk melihat bagaimana teknologi-teknologi baru bisa kita manfaatkan untuk menolong orang kristen semakin bertumbuh dalam iman dan juga untuk melayani Tuhan di gereja. Nah, beberapa dari tren teknologi ini akan saya sebutkan, tetapi mungkin saya tidak akan menjelaskan terlalu banyak tentang tren ini.
Yang pertama adalah Internet of Things (IoT). Nah, ini topik yang selalu hangat untuk diperbincangkan dari kira-kira beberapa tahun yang lalu, ampai sekarang, dan mungkin akan terus kedepannya. Apalagi nanti dengan hadirnya teknologi 5G, yang menawarkan konektivitas internet super cepat, tingkat adopsi IoT akan meningkat pesat dan akan semakin banyak perangkat yang terhubung dan saling berkomunikasi dengan internet. Nah, saat ini saja mungkin kita sudah melihat ada beberapa banyak orang yang memasang wifi di rumahnya, punya smartband untuk untuk melacak aktivitas olahraga mereka, ada juga smart lamp sekarang, mungkin nanti kedepannya akan ada smart kulkas, atau smart lemari pakaian. Apa pun itu, internet of Things ke depan akan menjadi salah satu tren yang sangat besar dalam perkembangan teknologi ke depannya.
Internet of Things ini nanti, ketika tingkat adopsinya sudah naik akan menuntun ke arah Big Data. Jadi, seiring meningkatnya adopsi IoT, semakin banyak perangkat yang akan diinstal di rumah-rumah di mana mereka akan mengoleksi data dari para penggunanya, maka data yang terkumpul akan semakin banyak. Jumlah data yang akan dihasilkan oleh berbagai jenis perangkat tersebut akan semakin semakin besar dan semakin besar dan tidak akan pernah mengecil. Itu hanya akan semakin besar karena perangkat semakin banyak. Nah, maka Big Data ini perlu cara untuk bisa dikelola, karena data hanya data dan tidak bisa di tidak akan bisa berguna kecuali itu bisa diolah menjadi informasi yang akan berguna bagi kita. Nah, cara untuk mengolah big data ini adalah dengan Artificial Inteligence. Begitu banyaknya dari yang berasal dari berbagai sumber perlu diolah agar dapat menjadi informasi yang berguna, seperti yang tadi sudah saya sebutkan.
Jadi, Artificial Inteligence adalah solusi untuk mengelola dan memproses semua data-data tersebut. Data-data yang besar tidak mungkin diproses secara mandiri. Dan, kalau pun bisa mungkin tidak ada orang yang mau melakukannya karena data itu terlalu banyak, prosesnya terlalu rumit maka AI ini yang akan menjadi solusi untuk bisa memproses data tersebut untuk menjadi informasi yang berguna. Bayangkan, kalau misal semua orang di Indonesia, seluruh dunia bahkan menggunakan Alkitab, maka akan banyak data menggunakan aplikasi Alkitab, maka ada data penggunaan aplikasi Alkitab di antara orang Kristen. Ada begitu banyak data yang perlu diolah menjadi informasi supaya kita bisa tahu bagaimana perkembangan iman orang Kristen misalnya dalam membaca Alkitab. Nah, itu salah satu hal yang akan berguna ke depan dengan penggunaan AI.
Tren yang keempat adalah Cloud Computing. Oleh karena AI memerlukan kemampuan komputasi yang tinggi agar dapat melakukan analisis secara cepat dan akurat, layanan cloud computing akan menjadi solusi yang menjanjikan untuk menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan. Jujur saja, tidak ada orang yang punya cukup alat yang cukup kuat, alat yang cukup canggih untuk memproses data yang di diproses oleh AI tadi, maka kita meminjam layanan dari Google, kita meminjam layanan dari Apple untuk memproses data-data kita. Itu yang sedang terjadi saat ini. Walaupun, ke depan mungkin akan ada perkembangan teknologi yang disebut Age Computing, nanti perangkat kita akan bisa mengolah data-data kita secara mandiri dalam perangkat kita, tidak perlu terhubung ke satu server, tetapi itu masih perkembangan yang cukup jauh. Saat ini, cloud computing masih menjadi solusi yang menjanjikan untuk menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan tadi.
Tren ini hanya sebagian dari beberapa yang akan datang lagi dalam tahun 2020, dan akan terus datang ke depannya. Jadi, teknologi itu akan selalu menjadi bagian dalam hidup kita. Pertanyaannya, bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi ini untuk memuliakan Tuhan?
Kita sudah melihat, bagaimana kita harus menggunakan teknologi untuk memuliakan nama Tuhan. Dan, YLSA juga akan terus mengikuti teknologi. YLSA berkomitmen bahwa teknologi apa pun nanti yang akan datang akan dicoba, diteliti, akan dieksperimentasi untuk bisa digunakan untuk bisa melayani Tuhan dan juga melayani masyarakat kristen di Indonesia. Akan tetapi, YLSA juga tidak bisa melakukan ini sendiri.
Kami juga mengajak Anda semua untuk menghidupi visi IT4God ini dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin, Anda bukan semuanya programmer. Saya sendiri juga hanya orang awam, bukan orang benar-benar orang teknis, yang kebetulan antusias dengan teknologi. Akan tetapi, kita juga bisa mulai dari hal yang paling sederhana yang kita miliki saat ini. Kita bisa pikirkan bagaimana perangkat yang kita gunakan sehari-hari, sebagai contoh HP yang kita miliki, bisa menolong kita bertumbuh dalam iman. Bagaimana itu bisa menolong orang-orang di sekitar kita bertumbuh dalam iman. Bagaimana alat-alat kita bisa menolong gereja semakin semakin efektif melayani jemaatnya, khususnya dalam masa-masa pandemi COVID-19 ini.
Ada banyak hal yang kita bisa renungkan, mulai dari yang terkecil. Teknologi yang menjadi bagian hidup kita harus kita gunakan untuk melayani Tuhan. Akhir kata, mari kita melihat teknologi baru sebagai kesempatan untuk memajukan Kerajaan Allah karena teknologi berasal dari Tuhan dan teknologi juga harus digunakan untuk kemuliaan Tuhan. IT4 God. Teknologi untuk kemuliaan Tuhan.