Selain karena pandemi, saat ini yang menjadi dorongan untuk kita beribadah secara online adalah karena dunia saat ini sudah digital. Tentunya gereja pun seharusnya sudah digital supaya kita tidak ketinggalan. Jadi, sehubungan dengan kondisi saat ini, yang menjadi topik artikel ini, adalah bagaimana kita dapat menjadikan ibadah gereja online bersifat interaktif supaya kita dapat menarik perhatian dan terus membina komunitas gereja yang kukuh dan sehat?

Zaman dahulu, orang Kristen selalu berkumpul pada hari minggu untuk menyambut Yesus yang bangkit dari kematian. Pada zaman sekarang ini, kita akan berkumpul seminggu sekali untuk beribadah di gereja. Ketika beribadah, kita biasanya melakukan praise, worship dan mendengarkan firman Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Matius 18:20 dikatakan "Apabila dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Tuhan Yesus, maka Tuhan akan bersama-sama dengan mereka" Inilah yang menjadi dasar ibadah yang efektif atau ibadah yang seharusnya. Dalam ibadah online, tentunya ayat ini juga kita terapkan, kalau tidak, berarti bukan ibadah namanya.

Namun, ada hal yang sering dirasakan oleh umat Kristen ketika mengikuti ibadah online:
1. Merasa tidak sedang beribadah karena seperti sedang menonton video, merasa sulit untuk terhubung dengan pengkhotbah ataupun pemimpin pujian (worship leader).
2. Merasa bosan, tidak fokus, hingga pada akhirnya kita sibuk bermain HP dan tidak memedulikan khotbah yang disampaikan oleh pembicara.
3. Merasa seorang diri sehingga kurang semangat, hingga pada akhirnya enggan untuk beribadah.
Hal-hal tersebutlah yang sering dirasakan oleh orang lain ketika ibadah secara online.

Bagaimana supaya ibadah online tersebut interaktif dan ketiga hal di atas tidak terjadi? Pertama-tama, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu interaktif. Interaktif mempunyai dua ciri:
1. Penonton dapat berinteraksi dalam ibadah online. Berinteraksi boleh melalui interaksi dengan pembawa acara, tentunya dengan fitur yang ada pada platform yang digunakan. Contohnya, pada Zoom meeting, boleh menggunakan rise hand, chat room, dan sesuai dengan platform yang digunakan oleh setiap orang.
2. Pembawa acara perlu berinteraksi dengan peserta. Pembawa acara tentunya tidak diperkenankan berbicara sendiri, melainkan harus berinteraksi dengan peserta, contohnya dengan menyampaikan pertanyaan peserta kepada pembicara atau mengajak peserta untuk sharing mengenai berkat yang didapat pada saat ibadah itu berlangsung.

Mengapa interaktif penting dalam beribadah, khususnya ibadah online? Interaktif sangatlah penting dalam beribadah, karena seperti yang kita ketahui, gereja adalah tubuh Kristus, yang saling terhubung. Ibadah interaktif sebenarnya merupakan "engage" dengan jemaat, menghubungkan pengkhotbah dengan jemaat, serta jemaat dengan jemaat yang lainnya. Pada masa pandemi ini, kita tidak dapat bertemu sama lain, semua di rumah, padahal menjalin relasi (relationship) itu sangatlah penting. Itulah arti sebenarnya dari gereja, bukan bangunannya. Jadi, apabila kita ingin membuat sesuatu berunsur interaktif, kita harus bisa membuat jemaat yang berada di rumah untuk memiliki rasa "community", satu perasaan yang saling terhubung secara fisik, walau berada di tempat yang berbeda. Melalui hal tersebut, maka akan terbentuk sebuah gereja yang sehat dan kuat.

Ada 3 jenis ibadah online yang dapat kita lakukan pada masa pandemi ini:
1. Pra-rekaman.
Pra-rekaman yang dimaksud di sini adalah seluruh rangkaian ibadah telah direkam terlebih dahulu. Video yang telah direkam akan dibagikan kepada jemaat-jemaat dan mereka beribadah di rumah mereka masing-masing.
2. Siaran langsung.
Seluruh rangkaian ibadah ditayangkan secara live melalui berbagai platform. Live pastinya harus terus tersambung ke internet, pasang kamera, semua peralatan harus lengkap, dan seluruh rangkaian acara ditayangkan secara live. Namun, siaran langsung biasanya memiliki banyak risiko, baik risiko internet maupun teknis. Saat siaran langsung, kadang internet terganggu sehingga jemaat yang sedang menonton pun terganggu atau bahkan jadi tidak dapat menonton. Jadi, untuk siaran langsung ini harus benar-benar penuh persiapan.
3. Perpaduan dari rekaman dan siaran langsung.
Perpaduan ini dilakukan dengan cara merekam terlebih dahulu seluruh rangkaian acara, kemudian ditayangkan secara live melalui berbagai platform. Di antara ketiga jenis ini, perpaduan merupakan jenis yang paling interaktif karena selain penuh persiapan, terjadinya kesalahan juga sangat minim.

Dari ketiga jenis ibadah tersebut, ada empat ide yang dapat kita lakukan supaya ibadah online tersebut menarik:
1. Ide yang pertama adalah bersifat "moss quotes", bisa juga dikatakan menyenangkan. Ini tidaklah sulit dan tidak perlu menggunakan teknologi yang berlebihan. Jadi, moss quotes adalah acara yang menyenangkan, dengan 1,2,3,4, dan 5 (Angka) dilambangkan dengan A, B, C, D, dan E (Huruf). Contohnya, ketika pembawa acara mengatakan 731, kemungkinan kita juga akan berpikir untuk mengucapkan 731, padahal seharusnya kita mengucapkan GEI. Melalui cara ini, penonton akan tertarik menonton video dan mereka akan melihat pengumuman yang kita tayangkan.
2. Ide yang kedua lebih kepada sekolah minggu. Bagaimana supaya anak sekolah minggu tetap semangat dalam mengikuti ibadah online. Namanya COOS, ini merupakan cara menarik dalam menumbuhkan minat anak-anak untuk mengikuti ibadah. Yang harus dilakukan adalah pembicara muncul dan berkata, "Oke sesi kita sampai 5 minggu, saya akan mengajarkan 5 perkara penting. Pada minggu ke-6, kita akan bermain game, anak-anak yang terpilih akan bermain game secara live pada minggu ke-7. Dengan konsep demikian, anak-anak akan merasa senang, "excited", karena mereka dapat bermain dengan teman-teman yang lain secara online.
3. Ide yang ketiga adalah dengan menggunakan platform (Video call) yang ada atau yang kita miliki, baik itu Zoom Meeting, Google Meet, WA, dll.. Dengan menggunakan konsep ini, orang di sekitar kita tidak merasa sendiri dan kita tetap dapat menjalin komunikasi dengan mereka.
4. Yang keempat ini bisa dilakukan dengan dua cara, live dan direkam terlebih dahulu. Contohnya, kalau pembicara bertanya, anak-anak yang menyaksikan video tersebut menjawab. Pada konsep ini, dapat menggunakan platform apa pun yang dapat membuat kita dapat berinteraksi dengan anak-anak. Contoh untuk yang direkam terlebih dahulu, dapat dilakukan dengan mengirimkan video kepada anak-anak, lalu meminta "feedback" dari mereka melalui teks yang mereka kirimkan.

Terlepas dari semua yang kita kerjakan, hasil yang paling penting adalah kualitas iman kita untuk dapat menyampaikan kebenaran tersebut kepada orang-orang yang belum percaya, ataupun yang bukan Kristen. Bagaimana cara kita mengucap syukur ketika kita dapat mengerjakan itu semua? Tentunya dengan cara mengajak teman-teman yang lain untuk menonton video-video yang telah kita hasilkan. Cara-cara ini menjadi salah satu kerja sama kita dengan gereja untuk menyampaikan Injil hingga ke seluruh dunia.