Sistem digital saat ini telah membanjiri segala aspek kehidupan masyarakat. Indonesia sudah digital, artinya Indonesia sudah bermedia. Dan, kunci dari media adalah Media First. Berdasarkan statistik yang diterbitkan dalam sebuah media sosial pada Februari 2022 disebutkan bahwa pada Januari 2022 pengguna media sosial di Indonesia mencapai 109 juta orang. Hal ini menunjukkan peningkatan yang cukup dratis selama 8 tahun belakangan ini. Data tersebut juga menunjukkan betapa populernya 3 jenis media sosial yang memiliki pengguna teratas, yaitu Whatsapp 88%, Instagram 84%, dan Facebook 81%. Orang-orang menghabiskan waktunya untuk berjejaring menggunakan media sosial selama 3 jam lebih dan untuk berselancar di dunia internet selama 8 jam lebih. Ini adalah angka yang cukup fantastis dalam hal berjejaring sosial. Sementara, pada sisi lain kepentingan media sosial adalah jalur distribusi dari bahan-bahan media.

Menurut KBBI, multimedia adalah berbagai macam sarana, segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat mencapai maksud atau tujuan. Multimedia adalah penyedia informasi pada komputer yang menggunakan suara, grafis, animasi, dan teks. Media berkembang dengan adanya penemuan mesin cetak sehingga koran dan buku-buku bermunculan. Kemudian, hal itu menjadi semakin berkembang lagi menjadi media penyiaran dengan format audio dan visual. Saat ini, kita hidup dalam era media digital, di mana selain audio dan visual, terdapat pula media sosial dan multimedia. Aktivitas bermedia yang dilakukan orang pada zaman dahulu adalah membaca koran, membaca majalah atau surat kabar, mendengarkan radio, ataupun melihat televisi. Namun, pada saat ini, semua kegiatan ini dapat kita lakukan dengan menggunakan gawai kita, yaitu smartphone, tablet, laptop, dsb. Yang perlu kita perhatikan adalah bahwa format media yang digunakan tetap sama, yaitu teks, audio, dan video.

Bagaimana cara orang bermedia pada zaman Yesus? Berkhotbah adalah salah satu cara penyampaian informasi yang efektif saat itu. Dengan menggunakan cerita, perumpamaan, Yesus memberi penekanan-penekanan pada poin-poin tertentu. Teknologi yang digunakan saat itu adalah gulungan kitab. Saat ini, kita sudah dikelilingi dengan beragam format media, seperti film, video pendek, himne, lagu, audio kotbah, lukisan, dan traktat.

Berikut adalah beberapa media Alkitab yang bisa kita gunakan sebagai alat studi Alkitab, di mana yang menjadi dasarnya adalah teks Alkitab, seperti AYT bergambar, Yesus Mesias, kitab Markus, film Yesus, Lumo, Alkitab suara. Semua bahan itu bisa diperoleh di situs BaDeNo.sabda.org, di mana kita bisa berinteraksi dengan Alkitab dengan cara mendengar, membaca, dan juga melihat. Di dalamnya terdapat audio, video, teks dan rencana baca. Bahan-bahan multimedia itu bisa diakses melalui situs alkitab.sabda.org. Setelah kita membuka ayat atau kitab yang kita baca, kita bisa masuk ke tab media. Di sana akan disajikan bahan-bahan media yang sesuai dengan ayat terkait, baik itu infografis, berbagai video, atau pengantar kitab. Kita juga bisa mengakses bahan-bahan audio terkait dengan mengklik situs tab audio. Di dalamnya terdapat suara dari kitab tersebut serta audio-audio pendukung lainnya.

Manakah yang lebih tepat: studi dengan media Alkitab atau studi dari media Alkitab? Keduanya. Mengapa studi ber-Media Alkitab? Dasar dari hal ini adalah Scripture engagement. Jadi, melalui media apa pun diharapkan kita dapat berinteraksi dengan Alkitab. Tentunya interaksinya bukan hanya dengan cara menyimak, tetapi juga dengan cara mempelajari. Melalui media Alkitab kita bisa menjadikan media sebagai sarana untuk mendalami firman Tuhan. Yang kedua, media Alkitab mendukung pemirsa untuk memvisualkan peristiwa, konsep, tokoh, yang sedang dipelajari. Media Alkitab adalah sarana solid berupa tafsiran atau terjemahkan yang dapat dipercaya. Hampir seperti terjemahan bahasa lainnya, terjemahan media juga dapat kita gunakan untuk lebih mendalami teks atau firman Tuhan itu sendiri.

Bagaimana Melakukan Studi Ber-Media Alkitab?

Kita bisa menggunakan metode umum studi PA seperti S-A-B-D-A, yaitu Simak, Analisa, Belajar, Diskusi, dan Aplikasi, OIA, WWG, dll.) Semakin kuat dasar pemahaman kita terhadap cara dan alat studi Alkitab, semakin mudah kita mengadaptasi studi bermedia ini. Sebagai informasi, Divisi SABDA MLC baru saja menyelesaikan kelas bedah Paskah Menurut Lukas. Metode yang digunakan dalam kelas ini adalah dengan menggunakan jalur teks dan jalur visual. Untuk jalur visual, setiap hari admin mengirimkan rencana baca harian untuk membaca pasal berapa dan link untuk videonya, lalu peserta dapat menyaksikan video dari Lumo, dan setelah itu mereka dapat melihat kata, frasa, maupun peristiwa apa yang berkesan. Dengan belajar secara visual, peserta dapat memiliki pengalaman yang baru dan menarik. Ini disebabkan karena belajar dengan menggunakan media visul adalah hal yang menarik. Kita bisa melihat suatu peristiwa dengan gambarannya, sehingga kita dapat dengan lebih jelas membayangkan situasi yang ada serta latar belakang dalam peristiwa tersebut. Tentu saja, segala sesuatu dapat terlihat lebih nyata jika kita dapat melihat secara visual.

Berikut adalah kesaksian dari beberapa orang yang telah terlibat dalam kegiatan studi Alkitab dengan menggunakan berbagai media.

Pengalaman studi bermedia dengan film

Kesaksian Roma
Pada tanggal 31 Maret lalu, kami mengadakan Bedah Paskah menurut Injil Lukas yang merupakan salah satu kelas MLC dan diikuti oleh lebih dari 100 orang peserta. Bedah kitab kali ini berbeda dari biasanya. Dalam bedah Paskah kali ini, kami melakukan metode 2 jalur, yaitu jalur teks klasik serta jalur visual atau media yang berlangsung selama 1 minggu. Para peserta tidak pernah mengira bahwa film bisa digunakan untuk mempelajari dan menggali Alkitab. Menurut peserta, selama ini mereka mengetahui film hanya dipakai sebagai sarana hiburan atau infotainment biasa saja. Akan tetapi, dari testimoni para peserta ketika mereka menggunakan video Lumo untuk menonton film, mereka menemukan insight Paskah di dalamnya. Membandingkan jalur visual media dengan jalur teks sangat melengkapi peserta dalam melakukan penggalian Alkitab, meskipun memang membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan bedah kitab biasa. Ada hal-hal detail yang tidak akan didapatkan dari teks, tetapi dapat diperoleh secara visual seperti dari warna, gerakan, situasi yang terjadi. Contohnya, ketika kami menggali kisah tentang keledai muda yang ditunggangi Yesus untuk masuk ke Yerusalem, ternyata melalui film Lumo kami melihat keledainya kecil sekali. Jadi, dengan menggunakan visualisasi, kami bisa membandingkan apa yang kami bayangkan ketika membaca teks  dengan apa yang disajikan dalam video. Penggalian semacam ini membuat peserta menjadi lebih jeli. Dan, dengan menggunakan video, kami juga mendapatkan banyak berkat karena ada hal-hal yang menguatkan dan meneguhkan teks Alkitab. Inilah beberapa testimoni dari ratusan peserta yang mengikuti kelas bedah Paskah dengan metode yang baru untuk menggali Alkitab.

Pengalaman studi bermedia dengan komik

Kesaksian Nehemia
PA dengan komik dilakukan di Instagram SABDA Komik. Kami melakukan PA dari buku komik Kristus 11 yang berjudul Anak Domba Allah dan Kristus 12 yang berjudul Sang Raja. PA dilakukan bersama-sama dari hari Senin mulai tanggal 30 April di Insagram SABDA Komik yang menggunakan metode WWG.

Kesaksian Nikos
Ini memang bukan pertama kali saya mengikuti PA dengan komik. SABDA menyediakan Kingstone Comic, dan saya merasa itu punya keunikan tersendiri. Biasanya, komik saya baca hanya sebagai sarana hiburan saja dan ketika ini mendekati Paskah, menjadi momen yang pas untuk membaca komik yang berkaitan dengan Paskah. Ketika membaca komik tentang peristiwa Perjamuan Terakhir atau The Last Supper, saya tertarik dengan roti yang biasanya berbentuk bundar -- karena di film Yesus biasanya roti yang dipakai berbentuk bundar. Namun, roti dalam gambar komik ini bentuknya lebih lonjong, mungkin ada sisi budaya juga yang mempengaruhi ilustrator serta pengarangnya sehingga mereka membuat rotinya berbentuk seperti itu. Juga bentuk cawannya, piringnya, mejanya, dan lain sebagiannya. Jadi, ini menjadi seperti pintu masuk untuk mendalami lagi pada situasi atau kondisi atau suasana yang digambarkan dari momen perjamuan terakhir dan dari situ saya mencoba membuka halaman-halaman berikutnya sampai Yesus ditangkap. Di situ suasananya lebih terasa mencekam ketika Tuhan Yesus dikepung banyak orang yang mau menangkap Dia. Lalu, juga kesunyian ketika Tuhan Yesus berdoa, kemudian kekecewaan Tuhan Yesus yang mendapati murid-murid-Nya diajak berdoa, tetapi malah tidur. Melalui beberapa bagian dalam panel ataupun berbagai bagian di dalam halaman yang merujuk ke ayat Alkitab yang ada di bawah, terdapat ayat referensi untuk kembali ke Alkitab. Jadi, kita bukan hanya serta merta melihat komiknya saja. Inilah yang membuat PA komik terasa menyenangkan.

Pengalaman studi bermedia dengan video animasi

Kesaksian Ibu Evie
Media bisa digunakan untuk segala umur, termasuk anak-anak. Sebab, memang cara belajar anak-anak saat ini cenderung secara visual, terutama generasi Alfa. Pada momen Paskah, saya menggunakan metode untuk belajar Alkitab dengan video komik dari kisah kasih Abadi dari komik Kingstone yang menceritakan Kejadian kisah penciptaan sampai dengan Wahyu yang ditayangkan selama 17 menit. Saya mengajak anak-anak untuk melihat film dan mereka memperhatikannya dengan seksama. Mereka melihat secara detail hal-hal yang menarik perhatian mereka yang ditunjukkan film dan saya minta mereka mencatatnya. Lalu, setelah filmnya selesai saya memberikan ayat dulu kepada mereka dari Yohanes 19 "Akulah jalan, kebenaran yang hidup". Setelah itu, saya membagi mereka dalam kelompok untuk mensharingkan kesan yang mereka dapat dan pelajaran yang mereka dapat dari menonton film tersebut. Kemudian, setiap perwakilan dari kelompok akan mensharingkan kepada teman-teman mereka apa yang sudah mereka dapat. Ada dari mereka yang mengatakan bahwa itu menjadi momen Paskah yang sangat bermakna karena baru kali itu mereka mengetahui bahwa sejak Kejadian, manusia sudah jatuh ke dalam dosa, Kristuslah yang membawa mereka kembali kepada Bapa. Dari sana, saya juga merasakan momen keharuan yang luar biasa, sebab para guru pun bercerita mengenai kisah penciptaan itu selama beberapa tahun. Akan tetapi, kali ini hanya dalam waktu 17 menit, mereka dibukakan pikirannya tentang rangkaian rencana Allah yang besar bagi hidup mereka. Itu adalah satu momen yang sangat berharga. Media multimedia audio visual membuat anak-anak dapat menangkap lebih cepat dengan animasi yang disiapkan oleh Yayasan Lembaga SABDA saat mereka mempelajari Alkitab. Ketika acara selesai. kami berdoa dan anak-anak ini juga membuka hati mereka untuk Kristus. Selain itu, para remaja juga menjadi lebih mudah lagi masuk kepada firman Tuhan ketika mereka belajar e-Alkitab melalui audio visual ini.

Sebagai kesimpulan, studi ber-Media Alkitab menjadi motor atau penggerak untuk belajar Alkitab. Media menjadi cara tunggal atau akses poin pertama dan utama untuk terhubung dan belajar firman Tuhan. Mari kita melakukan studi ber-media Alkitab bersama!