Oleh: Romauli Br Marpaung
Sejak Maret 2022, SABDA menggalakkan gerakan GoPray! yang diawali dengan mengadakan program berdoa bagi bangsa dan Indonesia. Gerakan GoPray! tersebut lalu dilanjutkan pada bulan April dengan tema berdoa bagi gereja. Lalu, pada bulan Mei, bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional, SABDA mengajak mitra dan rekan pelayanan dari beberapa lembaga yang juga memiliki visi menjangkau Suku Digital untuk bergabung dalam "GoPray! Doa Suku Digital". Sebelum berdoa untuk Suku Digital, mari kita pahami bersama terlebih dahulu tentang beberapa hal terkait yang mendasari diadakannya doa bersama ini.
Menurut catatan sejarah, Hari Kebangkitan Nasional merupakan hari dibentuknya Budi Oetomo pada 1908 dan juga terjadinya peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Pada tahun 1908, bangsa Indonesia masih belum merdeka, dan di tengah-tengah masa penjajahan itu, para pemuda bangkit melalui organisasi Budi Oetomo -- yang berdiri pada 20 Mei 1908 -- untuk berjuang di bidang politik, sosial, dan pendidikan bangsa Indonesia. Perjuangan para pemuda ini menjadi momentum kebangkitan bangsa Indonesia untuk berjuang meraih kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Maka, sejak 1949, ditetapkanlah 20 Mei sebagai hari Kebangkitan Nasional yang hingga saat ini kita peringati.
Tema hari Kebangkitan Nasional tahun ini adalah "Ayo Bangkit Bersama!". Setelah mengalami pandemi selama 2,5 tahun, kita, terutama generasi muda, harus bangkit bersama-sama untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan membawa kebangkitan masa depan pada era digital. Generasi muda yang kita sebut sebagai Suku Digital berperan penting sebagai penentu kebangkitan era digital bagi bangsa kita, terkhusus bagi gereja Tuhan.
Suku digital adalah suatu generasi yang lahir ke dalam budaya digital yang ada saat ini. Cara mereka berinteraksi, berkomunikasi, atau bersosialisasi sangatlah berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Sejak lahir, mereka sudah kenal internet dan sangat melek dengan perkembangan teknologi informasi. Tanpa kita sadari, mereka merupakan suku terabaikan yang menjadi ladang misi terbesar pada abad ini.
Kita tentu tahu bahwa gereja Tuhan harus menjalankan Amanat Agung dan menjangkau suku-suku terpencil di pedalaman yang terabaikan. Akan tetapi, gereja juga perlu menyadari dan melihat pada ladang misi terbesar abad ini yang sebenarnya ada di sekitar kita, yaitu Suku Digital. Suku Digital adalah masa depan bangsa dan gereja. Sayangnya, kebanyakan dari mereka mencari jati diri dan makna hidup di dalam dunia digital yang gelap. Oleh sebab itu, gereja dan masyarakat Kristen perlu mulai merambah dunia digital untuk menerangi dunia ini dengan kebenaran dan terang dari Firman Tuhan. Tidak hanya itu, visi menjangkau Suku Digital ini juga dapat membawa kebangkitan rohani besar ketika mereka dimenangkan dan kemudian menerangi dunia digital dengan firman Allah digital untuk memuliakan nama Tuhan. Oleh karena itu, mari kita siapkan utusan misi digital mulai sekarang!
Dunia digital dan masa depan perlu Kabar Baik. Untuk itu, suku Digital yang akan menjadi pembawa Kabar Baik bagi masa depan bangsa dan gereja perlu kita topang dengan doa dan perlengkapi. SABDA dan lembaga-lembaga mitra lainnya yang juga melihat visi ini tidak tinggal diam dan terus berjuang untuk memperlengkapi Suku Digital ini. Selama lebih dari 10 tahun terakhir ini, ketika teknologi belum terlalu dimanfaatkan oleh gereja, SABDA sudah bergerak untuk menjangkau Suku Digital.
Terdapat slogan "Digital Word for Digital World", yang berarti firman Allah digital untuk menerangi dunia digital dan "Digital Word for Digital Generation", yang berarti firman Allah digital untuk generasi digital. Firman Allah dalam bentuk digital akan lebih mudah diakses dan dibagikan dalam dunia digital terhadap generasi digital. Teknologi smartphone beserta aplikasinya juga telah dimanfaatkan untuk membawa firman Allah ke dalam genggaman setiap orang percaya. Untuk itu, SABDA menyerukan gerakan AppsforGOD, di mana orang percaya dapat menikmati firman Tuhan melalui aplikasi dalam smartphone mereka. Tidak hanya infrastruktur saja yang telah disediakan, SABDA juga menggemakan gerakan #Ayo_PA! agar orang percaya, khususnya anak-anak muda, dapat mencintai firman Tuhan dan memiliki kebiasaan baik untuk mendalami Alkitab dengan memanfaatkan gawai yang mereka miliki. Hashtag yang ada di dalam nama gerakan ini menunjukkan gerakan digital. Kata ajakan "ayo" merupakan seruan untuk bergabung dalam gerakan digital ini. Singkatan "PA" berarti pendalaman firman Tuhan. Dan, tanda seru pada akhir slogan menyatakan keadaannya yang tidak bisa ditunda dan tidak bisa tidak dilakukan.
Ketika pandemi COVID-19 melanda, SABDA bersama dengan lembaga-lembaga lain dan gereja semakin dibutuhkan untuk menjangkau ladang dunia digital ini. Ada urgensi yang tinggi untuk mengadakan edukasi tentang hal ini, maka SABDA mengadakan seminar-seminar SABDA Live untuk membantu membuka wawasan gereja dan orang percaya terhadap lading misi terbesar ini. Bersyukur beberapa gereja seperti GKAI, GBI, dan GSJA menangkap visi ini dan mengundang SABDA sebagai narasumber dalam roadshow daring terkait penjangkauan Suku Digital. Bersama para hamba Tuhan yang hadir dalam acara-acara tersebut, SABDA berbagi visi, kerinduan, dan sarana prasarana yang efektif serta inovatif dalam menjangkau Suku Digital. Tidak berhenti sampai di sana, SABDA juga terus membuka diri untuk membagikan visi ini kepada gereja/komunitas Kristen lain yang juga memiliki kerinduan serupa.
Beberapa bulan terakhir ini, SABDA juga sedang menyelesaikan satu proyek e-book Penginjilan Suku Digital yang diharapkan dapat menjadi panduan belajar untuk membuka wawasan gereja dan juga orang percaya para era digital. Draft e-book ini bisa dikirimkan kepada Sahabat SABDA, dan usulan/saran/koreksi dari Sahabat SABDA tentu akan membuat e-book ini menjadi lebih baik agar bisa dipakai oleh gereja-gereja di Indonesia.
Selain mengembangkan infrastruktur dan menggemakan gerakan untuk penjangkauan Suku Digital, SABDA juga mengajak setiap lapisan masyarakat Kristen Indonesia untuk berdoa bagi Suku Digital ini. Serangkaian usaha yang kita lakukan untuk mewujudkan visi ini tentunya harus terus didoakan. Oleh sebab itu, SABDA dan para mitra dengan kerinduan yang sama bersatu hati berdoa bagi penjangkauan Suku Digital dalam sesi "GoPray! Doa Suku Digital" yang diadakan pada hari Kebangkitan Nasional ini. Bersama-sama kita berdoa agar penjangkauan Suku Digital ini juga berdampak pada kebangkitan masa depan bangsa dan gereja kita.
Perlu kita sadari bahwa saat ini dunia digital sedang mengalami krisis karena masih banyak Suku Digital yang belum dijangkau dan terabaikan. Pada pihak lain, hal ini juga adalah kesempatan besar untuk kita menjangkau mereka, termasuk melalui doa-doa kita. Setiap pihak yang peduli dan rindu Suku Digital dijangkau dan dimuridkan telah kami undang untuk berdoa bersama hari ini. Kita bangkit berdoa hari ini agar melihat kebangkitan rohani esok hari. Not tomorrow, but today.
Firman Tuhan dari Matius 28:19-20 meneguhkan kita bahwa Amanat Agung belum selesai dan Tuhan memerintahkan kepada semua orang percaya untuk memuridkan seluruh suku bangsa, termasuk Suku Digital. Di tangan merekalah terdapat masa depan gereja, masa depan bangsa, masa depan misi, pengutusan, dan lain-lain. Dan, hari ini kita berdoa bersama-sama karena kita berpegang pada janji Tuhan yang luar biasa, "Aku selalu bersamamu, bahkan sampai kepada akhir zaman." Jadi, karena Tuhan yang menaruh visi, yang mengamanatkan tugas pada kita, sudah pasti Ia pasti akan menolong setiap hal yang kita lakukan untuk menjangkau dan berdoa bagi Suku Digital ini. So, Go Pray now!