Buku "Experiencing God" karya Henry T. Blackaby telah banyak memberikan pengaruh yang luar biasa kepada pembacanya. Buku ini bukan hanya dibaca oleh banyak orang di seluruh dunia, tetapi menjadi buku yang membangun satu gerakan, yaitu hidup untuk mengerjakan agenda Tuhan, bukan agenda pribadi. "Tuhan itu Tuhan dan saya bukan Tuhan" adalah prinsip yang menghasilkan doa penyerahan hidup yang penuh komitmen "Tuhan, apa yang Engkau mau lakukan dalam hidup saya, saya mau taat".

7 Realitas Mengalami Tuhan

1. Tuhan sedang bekerja dan terus bekerja di sekitar kita. Tuhan tidak mati, Tuhan tidak menciptakan dunia lalu meninggalkannya, tetapi sampai hari ini pun Tuhan terus bekerja.
2. Tuhan mengejar relasi kasih dengan kita. Apa pun yang Tuhan ingin kita lakukan itu didasarkan oleh kasih karena kita punya relasi.
3. Tuhan akan mengundang kalau kita sudah siap dan mengalami kasih Allah. Bukan kita yang mengundang Tuhan, tetapi Tuhanlah yang mengundang kita, karena manusia tidak pernah mencari Tuhan. Pada dasarnya, manusia berdosa dan tidak mau hidup dalam kebenaran, tetapi Tuhan rela datang mengundang.
4. Tuhan berbicara kepada umat-Nya. Ketika Tuhan mengundang kita untuk bergabung, Dia tidak diam saja atau membiarkan, tetapi Dia berbicara bahkan menuntun dan memberi semua yang kita butuhkan.
5. Undangan Tuhan menimbulkan krisis kepercayaan. Kita menjadi ragu-ragu dan memberikan 1001 alasan. Tuhan mengizinkan kita mengalami krisis kepercayaan supaya kita tahu bahwa kita tidak mungkin bisa karena memang bukan kita yang melakukannya (dengan kekuatan sendiri), tetapi Tuhanlah yang melakukannya.
6. Ketika bergabung dengan Tuhan, maka kita harus melakukan penyesuaian. Kita dibentuk, bahkan mungkin dipukul, ditegur, dimarahi oleh Tuhan. Kita mengalami jatuh bangun dalam rangka pembentukan Tuhan supaya sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan.
7. Kita melihat realitas bahwa bergabung dengan Tuhan memerlukan ketaatan dan ini bukan tawaran melainkan kewajiban.

Diagram 7 Realitas Mengalami Tuhan

Tuhan yang bekerja sampai hari ini melihat pekerjaan yang harus dikerjakan. Dia punya agenda dan kemudian Dia melihat siapa yang punya relasi dengan Dia, siapa yang akrab dengan Dia, siapa yang mencari Dia, siapa yang punya hati untuk akrab dan mau dipakai oleh-Nya. Lalu, Tuhan akan mengundang dia dalam pekerjaan-Nya, dan akan berbicara kepada dia. Ketika Tuhan berbicara kepada Musa untuk pergi dan melakukan tugasnya, maka mulai timbul krisis. Umumnya, ada dua tanggapan terhadap krisis, pertama kita melarikan diri “tidak mungkin, saya tidak bisa” atau kita berkata “ya Tuhan, silakan Tuhan lakukan apa yang Tuhan ingin lakukan dalam hidup saya.” Lalu, Tuhan akan memberikan penyesuaian. Lalu, kita akan taat dan mengalami Tuhan.

7 Realitas Mengalami Tuhan Melalui Teladan Musa

Kisah lengkapnya ada dalam Keluaran pasal 2, 3, dan 4. Ini adalah satu pengalaman luar biasa yang Tuhan pakai menjadi contoh bagaimana Tuhan bekerja memanggil seseorang. Ketika Tuhan melakukannya, Dia berfokus kepada panggilan-Nya, pekerjaan-Nya, agenda-Nya.

Realitas 1
Pada saat itu, Tuhan sedang bekerja dan melihat waktu yang tepat untuk membebaskan umat Israel. Musa hidup pada saat yang tepat, dalam jadwal Tuhan, dalam waktu Tuhan, dia ada di pusat kerja Tuhan, dan dia ada dalam kehendak Tuhan. Tuhan sudah membentuk Musa, bahkan sudah melindungi Musa sejak bayi, kalau bukan tangan Tuhan yang melindungi, maka Musa sudah mati seperti bayi-bayi Israel lain yang dibunuh di Sungai Nil. Itu berarti ketika Tuhan memanggil Musa bukanlah dadakan, Dia sudah punya rencana jauh sebelum-sebelumnya, tetapi Tuhan belum bekerja sampai pada jadwal Tuhan, kapan Tuhan ingin Musa bekerja.

Realitas 2
Lalu, Tuhan menjalin relasi kasih dengan Musa. Ketika Tuhan memanggil Musa, kemungkinan besar ketika dia ada di Gunung Horeb saat sedang akan melakukan ibadah atau memberikan persembahan kepada Tuhan. Musa masih menjalin relasi dengan Tuhan walaupun dia sudah melarikan diri dari Mesir dan tidak bersama umat Tuhan yang lain. Tuhan melihat relasi kasih itu dan menolong Musa untuk terus hidup dalam kasih-Nya.

Realitas 3
Lalu, pada saat yang tepat, Tuhan mengundangnya untuk bergabung dalam misi penyelamatan-Nya. Tuhan memanggil dia melalui belukar yang terbakar.

Realitas 4
Tuhan berbicara kepada Musa "Aku ingin membebaskan bangsa Israel dari perbudakan. Aku mau pakai kamu." Pertama, Musa terkejut karena Tuhan menunjukkan diri melalui suara malaikat dengan belukar yang terbakar, tetapi ketika mendengar Tuhan, dia langsung tahu bahwa itu adalah Tuhan. Ini merupakan salah satu prinsip yang juga diberikan oleh Henry Blackaby, ketika Tuhan berbicara kepada orang yang dipanggil Tuhan, dia tahu bahwa itu Tuhan. Orang yang dipanggil Tuhan tidak pernah ragu-ragu bahwa itu adalah suara Tuhan.

Realitas 5
Kemudian, krisis mulai terjadi. Krisis ini bukan kecelakaan, tetapi krisis yang dimaksud di sini merupakan suatu keadaan di mana dia harus membuat keputusan, dan dia memberikan keberatan untuk tawar-menawar dengan Tuhan. Namun, akhirnya Musa taat, "Ya Tuhan, lakukanlah apa yang Engkau kehendaki."

Realitas 6 dan 7
Kemudian Tuhan membuat beberapa penyesuaian dalam hidup Musa dan terus-menerus membangun keyakinan iman kepada Musa. Akhirnya, melalui ketaatan Musa, Tuhan melakukan pekerjaan-Nya.

Bagaimana Kita Mengalami 7 Realitas Mengalami Tuhan?

Realitas 1
Apakah sampai saat ini Tuhan sedang bekerja? Tentu saja. Kita perlu membuka mata karena kita tidak akan pernah melihat di mana Tuhan bekerja jika kita selalu melihat kepada diri sendiri. Jika kita melihat dengan kacamata Tuhan, kita akan melihat ternyata di sekitar kita ada banyak tanda bahwa Tuhan sedang bekerja, dan Tuhan sedang mencari orang seperti kita untuk melakukan apa yang Tuhan inginkan di tempat di mana kita sedang berada.

Realitas 2
Jika kita sungguh ingin dipakai oleh Tuhan, kita perlu membangun relasi kasih dengan Tuhan, dan sebenarnya ini adalah inisiatif Tuhan. Dia akan terus mengejar kita, menunjukkan kasih-Nya, menunjukkan perhatian-Nya, menunjukkan bagaimana Dia menolong kita dalam banyak hal.

Realitas 3
Ketika Tuhan sudah menganggap kita siap pada jadwal Tuhan, pada waktu Tuhan, maka undangan akan diberikan pada kita untuk bergabung dalam pekerjaan-Nya. Jika kita sungguh-sungguh anak Tuhan, murid Tuhan, kita pasti diundang karena untuk tujuan itulah kita menjadi murid Tuhan. Kalau nanti sudah siap, Tuhan akan berbicara kepada kita.

Realitas 4-7
Saat Tuhan berbicara kepada kita dan menunjukkan rencana-Nya, agenda-Nya, kita akan mulai mengalami krisis. Akan tetapi, ketika krisis terjadi jangan takut karena Tuhan akan menolong kita sehingga kemudian kita akan bergabung dan bersama dengan Tuhan untuk melakukan banyak penyesuaian. Untuk itu, kita harus membayar harga, yaitu ketaatan kepada Tuhan.

Jadi, benarkah Tuhan sedang bekerja? Ya, Allah Tritunggal, ketiganya sedang bekerja bersama-sama dalam kita dan di sekitar kita. Tuhan sedang, sudah, dan akan bekerja terus-menerus sampai akhir zaman. Tuhan berfokus kepada panggilan-Nya, bukan pada karunia kita. Tuhan ingin kita berfokus kepada panggilan-Nya dan rencana-Nya, bukan rencana kita. Jika kita tidak tertarik dengan panggilan-Nya dan hanya mementingkan keinginan kita sendiri atau punya rencana agenda sendiri, Tuhan akan berkata "kamu tidak siap", bahkan mungkin Tuhan akan mengundurkan diri dari kita.

Panggilan Tuhan memberi konsekuensi yang sangat besar, yaitu kita harus banting setir, menyerahkan semua mimpi atau apa pun yang kita punya untuk benar-benar berfokus kepada panggilan Tuhan. Tuhan akan bekerja membalikkan fokus kita kepada Dia, bukan kepada diri sendiri atau kekhawatiran kita.

Karena Tuhan terus bekerja sampai hari ini, Dia pun terus-menerus memperlengkapi kita. Roh Kudus memperlengkapi kita untuk secara khusus taat kepada panggilan-Nya, memberikan keyakinan yang besar kepada kita sehingga kita tidak lagi akan berkelit dan tidak akan terus-menerus menjadi keras kepala. Tuhan akan mengejar relasi kasih dengan kita. Ini menjadi satu dasar yang sangat kuat. Tuhan mengejar kita dengan kasih yang radikal, yaitu mengirim anak-Nya ke dunia untuk menyelamatkan kita, dan ini menunjukkan dengan luar biasa bahwa ini adalah inisiatif dari Allah.

Tuhan sudah mati bagi kita dengan kematian yang begitu mengerikan supaya kita bisa melihat kasih yang begitu besar yang Tuhan berikan kepada kita. Kita hanya perlu membuka mata bahwa Tuhan mengasihi kita. Kemudian, kita perlu merespons apa yang Tuhan inisiatifkan kepada kita. Ketaatan dan kasih berjalan seiring karena dasar dari ketaatan adalah mengasihi Allah. Ketika Tuhan ingin bekerja, Dia selalu memanggil orang. Jika kita sudah hidup pada saat yang tepat, sudah di tempat yang tepat dalam kehendak Tuhan, kita siap dipanggil oleh Tuhan. Berdoalah, "Tuhan, Engkau ingin apa dengan hidup saya, dengan orang-orang di sekitar saya?" Kita sebagai orang-orang yang hidup dalam relasi kasih diciptakan untuk kekekalan. Kita diciptakan oleh Tuhan bukan hanya untuk hidup di dunia ini, tetapi untuk menjadi berkat bagi orang banyak.

Saat Tuhan mengundang kita untuk bergabung dengan-Nya dalam pekerjaan-Nya, kita akan diubah total, hidup kita akan berpusat kepada Allah. Kita perlu menyadari bahwa yang menjadi fokus adalah tujuan-tujuan Allah bukan rencana-rencana kita. Sekarang, tanyakan, "Tuhan, apakah Tuhan mengundang saya?" Kalau ya, lihatlah apa yang sedang Tuhan lakukan di sekitar kita. Kita jangan hanya melihat hal yang besar, proyek yang luar biasa dan besar, tetapi semua yang ada di sekitar kita, lihatlah, apakah Tuhan sedang bekerja di sana.

Kapan kita bergabung dengan-Nya? Sesuai dengan waktu Tuhan. Kita hanya menyiapkan diri membangun relasi sampai nanti pada saatnya Tuhan akan memanggil kita, mata kita akan dibukakan untuk melihat. Ke mana? Ke tempat yang Tuhan sedang bekerja. Bagaimana saya tahu? Itu ditunjukkan dari hal-hal yang hanya Tuhan yang dapat melakukannya. Bagaimana caranya? Mulailah dengan berdoa, serahkan diri kita, buatlah hubungan relasi kasih dengan Tuhan sebaik mungkin, dan meminta Roh Kudus untuk memberikan kasih Tuhan yang lebih besar lagi, ajukan pertanyaan, dengar baik-baik apa yang Tuhan inginkan, lalu lakukan dengan taat.

Tuhan berbicara kepada umat-Nya. Cara Tuhan berbicara selalu unik, di luar kemampuan manusia untuk berpikir atau bahkan tidak kita duga. Unik juga artinya tidak sama, cara Tuhan memanggil Paulus berbeda dengan cara Tuhan memanggil Timotius. Cara Tuhan memanggil Abraham juga berbeda dengan cara Tuhan memanggil Musa. Jadi, tidak bisa dijadikan rumus, semuanya pasti unik, masing-masing kita berbeda. Orang yang dipanggil tahu bahwa itu adalah Tuhan. Dalam Perjanjian Lama jelas ketika Tuhan berbicara kepada Yeremia, langsung Yeremia tahu itu adalah Tuhan. Demikian juga Musa dan Abraham langsung tahu bahwa itu adalah Tuhan, dan tahu apa yang Tuhan katakan.

Cara Mengenal Suara Tuhan

1. Kita harus punya relasi kasih karena di situlah akar kita membangun keakraban dengan Tuhan.
2. Tuhan berbicara melalui Alkitab.
3. Roh Kudus. Roh Kudus akan menjelaskan pikiran Allah untuk kita karena yang mengerti Allah adalah Roh-Nya yang sudah tinggal dalam hati kita.
4. Dengan ketaatan. Ketepatan waktu untuk menanggapi sangat penting. Ketika kita sudah mendengar suara Tuhan, kita harus taat. Ada kalanya Tuhan tidak memberikan kesempatan kedua. Tuhan punya jadwal, dan jadwal Tuhan tidak bisa digeser.
5. Jangan mengharapkan atau mengandalkan metode. Tuhan akan memberi tanda kepada kita kalau Tuhan mau. Demikian juga, Tuhan bisa memakai 1001 metode.
6. Pengalaman. Pengalaman harus dikonfirmasi dengan firman Tuhan. Jadi, kita jangan hanya mengandalkan pengalaman, tetapi apakah firman Tuhan juga berbicara seperti itu.
7. Melalui orang-orang. Tentu saja juga harus dikonfirmasi lagi dengan Alkitab.
8. Dalam doa. Jika kita akrab dengan Tuhan, punya relasi kasih dengan Tuhan, maka hidup doa kita juga pasti bertumbuh. Jadi, perbaiki hidup doa kita karena itulah cara kita berkomunikasi dengan Tuhan.
9. Situasi. Situasi harus diuji dengan firman Tuhan. Jangan tergesa-gesa mengatakan bahwa Tuhan tidak menginginkan sesuatu jika situasinya tampak tidak mendukung.
10. Gereja. Saling berbagi dalam tubuh Kristus. Gereja adalah institusi yang Tuhan ciptakan untuk kita. Kalau kita tidak hidup di dalam gereja, kita sedang keluar dari lingkaran kehendak Tuhan. Kita diminta untuk bergabung dengan gereja lokal karena di situlah tubuh Kristus bisa saling berbagi untuk bertumbuh.

Undangan Tuhan Menimbulkan Krisis Kepercayaan

Krisis artinya bukan kecelakaan, tetapi persimpangan jalan yang menuntut keputusan kita. Ketika dipanggil Tuhan, kita akan tawar-menawar dengan Tuhan. Tuhan sering kali memberikan tugas sebesar Tuhan, ini ungkapan yang dipakai oleh Henry Blackaby. Bukan tentang ukuran, tetapi maksudnya adalah apa yang menurut kita tidak mungkin, itulah yang Tuhan berikan dan menjadi ujian apakah kita mau taat atau tidak. Jika Tuhan yang suruh, berarti Tuhan sudah mempertimbangkan semuanya. Jadi, ketika krisis itu datang, ingatlah apa yang akan Tuhan lakukan itu lebih penting daripada apa yang ingin kita lakukan.

Kunci menghadapi krisis: iman dan tindakan. Iman kita tidak didasarkan pada konsep pemahaman, tetapi didasarkan kepada pribadi Tuhan. Iman dan tindakan berjalan beriringan. Jika kita beriman, kita harus melakukan tindakan, harus melangkah. Tindakan ketaatan merupakan bukti bahwa kita punya iman.

Bergabung dengan Tuhan Memerlukan Penyesuaian

Kita tidak bisa tetap tinggal di tempat kita berada sambil pergi bersama Tuhan. "Tinggal" bukan dalam arti lokasi. Kita tidak bisa tinggal dalam konsep kita, "Tuhan, ini agenda saya". Jika ingin ikut agenda Tuhan, kita harus tinggalkan agenda kita sendiri dan melakukan agenda Tuhan. Kitalah yang harus menyesuaikan diri, bukan Tuhan. Kita yang harus berubah, bukan Tuhan.

Bertemu dengan Tuhan Memerlukan Ketaatan

Ketaatan adalah tunduk pada apa yang Tuhan inginkan. Ketaatan bukan pilihan, tetapi kewajiban. Jika sudah tahu apa yang Tuhan inginkan, kita harus melakukan itu. Kita tidak dipanggil untuk menggumuli ketaatan kita karena harga ketidaktaatan justru lebih mahal. Ketaatan akan membawa berkat masa depan seperti janji-janji di Alkitab.

Mengalami Tuhan menunjukkan apa yang kita percayai tentang Tuhan. Jika tidak mengalami Tuhan, berarti kita tidak memercayai Tuhan, berarti kita sedang dalam kondisi tidak dekat dengan Tuhan, yang menentukan apakah kita akan mengalami pekerjaan Tuhan yang luar biasa di dalam dan melalui kita. Ketaatan kita untuk melakukan apa yang Tuhan inginkan menentukan apakah kita mengalami Tuhan.

Ketaatan menunjukkan apa yang kita percayai. Ketaatan menentukan apakah kita akan mengalami Tuhan. Ketaatan akan menunjukkan apakah kita akan mengenal Tuhan lebih dalam lagi.

Empat cara untuk mengetahui kita sedang jauh dari Tuhan:

1. Kita tidak lagi mendengar suara Tuhan, artinya kita tidak punya relasi dengan Tuhan. Jika punya relasi dengan Tuhan, kita akan mendengar Tuhan dengan sangat dekat.

2. Kita kehilangan sukacita, murung, melow tiap hari, dan uring-uringan.

3. Hidup kita tidak lagi menghasilkan buah. Kita tidak lagi melihat apa yang Tuhan lakukan dalam hidup kita.

4. Kita tidak lagi mengalami kemenangan rohani. Ketika mengalami pencobaan kita selalu jatuh, kita tidak lagi kuat untuk melawan ego kita, tidak lagi kuat untuk hidup benar-benar taat pada Tuhan, tidak kuat untuk hidup suci di hadapan Tuhan. Jika ada tanda-tanda itu pada kita, mari kita segera kembali kepada Tuhan.
 

Sekarang, mari kita ajukan pertanyaan Henry kepada diri kita sendiri: Apa yang Tuhan ingin lakukan dalam hidup saya? Bagaimana memulainya?

 

1. Mulailah dengan membangun relasi kasih dengan Allah. Jika kita sedang jauh dari Tuhan, bertobatlah dan bangunlah kembali relasi kasih dengan-Nya.


2. Mulailah belajar mendengar. Tuhan ingin berbicara kepada kita, bagaimana cara mendengarnya? Dengan membaca firman Tuhan. Karena melaluinya, Tuhan pasti akan berbicara kepada kita jika kita memberikan hati untuk mendengar suara-Nya.

3. Taatilah Tuhan. Jika Tuhan sudah berbicara kepada kita, Tuhan sudah memberikan langkah-langkah-Nya dan rencana-Nya, lakukanlah apa yang Tuhan minta dengan ketaatan, bukan dengan bergumul.


4. Setialah bertumbuh dalam kesempurnaan untuk mengasihi Dia, terus-menerus. Semakin kita taat kepada Tuhan, Dia akan memberi lagi tugas-tugas yang lain, terus-menerus, sampai hidup kita betul-betul bertumbuh secara sempurna untuk mengasihi Dia.