Digital Resources

Digital resources adalah bahan-bahan atau informasi yang tersedia dalam format elektronik atau digital. Jadi, misalnya buku dalam bentuk fisik, sudah pasti itu bukan digital resources. Akan tetapi, ketika kita membaca buku dalam bentuk PDF ataupun bahan-bahan yang tersedia dalam situs, aplikasi, ataupun dan sebagainya, itu adalah digital resources. Lalu, apa yang menjadi ciri atau karakter dari digital resources?

Yang pertama, digital resources tersedia selama 24 jam. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan ini selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Kedua, digital resources juga memiliki akses ganda, artinya sumber daya ini dapat diakses banyak orang atau banyak pihak secara bersamaan. Ketiga, tidak ada batasan fisik, artinya kita tidak perlu datang ke tempat atau lokasi tertentu untuk memperoleh bahan-bahan digital ini.

Keempat, digital resources juga bersifat mudah dalam pencarian informasi. Anda mungkin sudah memiliki pengalaman dalam melakukan pencarian. Tinggal mengetikkan kata-kata yang ingin Anda cari, nanti akan keluar banyak opsi bahan yang mungkin berguna bagi Anda. Kelima, digital resources juga memiliki ciri pelestarian dan konservasi, artinya materi digital menyediakan bahan-bahan yang dapat diakses berulang kali oleh banyak pengguna dalam jangka waktu yang panjang, tanpa harus mengalami kerusakan. Hal ini  tidak dapat terjadi pada materi fisik. Keenam, bahan-bahan digital ini mudah diakses dan dibagikan. Jadi, ketika Anda mendapatkan satu bahan yang berguna, dan tahu ada orang lain atau pihak lain atau siapa pun membutuhkan bahan itu, Anda bisa langsung membagikannya.

Yang terakhir, digital resouces ini memiliki tampilan visual dan audio yang sangat menarik, terutama bagi generasi digital.

Kita sudah tahu karakteristik dari digital resources itu. Lalu, apa saja produk-produk dari digital resources? Anda mungkin juga sudah familiar atau sudah kenal dengan bahan-bahan digital ini.

Yang pertama, mungkin yang paling Anda kenal adalah artikel atau tulisan dalam situs atau blog, media sosial, atau aplikasi. Kemudian, kita bisa mendapatkan materi Powerpoint melalui situs ataupun aplikasi-aplikasi yang tersedia. Ada juga infografik. Infografik-infografik ini sekarang semakin menjadi tren, terutama untuk media-media berita, karena dapat menampilkan data dan informasi yang mudah diterima dan mudah dipahami oleh pembacanya. Lalu, ada quote gambar. Ini adalah suatu grafik yang menampilkan quote atau pun kata-kata inspiratif bagi pembacanya.

Kemudian, ada IG swipe, ini hampir mirip seperti PPT, tetapi dalam versi yang lebih simple atau lebih pendek. Biasanya diposting atau dapat kita temukan di dalam Instagram. Ada pula spektrum, hampir mirip seperti quote gambar, tetapi dengan tampilan audio ataupun ada tampilan latar belakang suara. Kemudian GIF, ini juga seperti quote gambar, tetapi dalam rupa animasi atau gambar bergerak. Kita juga mengenal ada audio, video, dan yang terakhir adalah yang nge-hits atau ngetren akhir-akhir ini, yaitu podcast, atau audio dalam bentuk bincang-bincang, wawancara yang mengetengahkan topik-topik tertentu.

semua produk digital resources ini berasalah dari satu varian, yang karena perkembangan teknologi, kemudian diolah menjadi beragam format dalam berbagai jalur seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi.

Apa sih kepentingan digital resources ini bagi pelayanan gereja?

Keuntungannya banyak sekali. Namun, yang akan saya tekankan di sini adalah bahwa digital resources ini dapat memberikan wawasan, pengetahuan, inspirasi, keterampilan, serta menjadi tools pendukung dalam pelayanan, pengembalaan , pembinaan iman, penjangkauan, pemuridan, misi, dan untuk materi 3 E (Empower, equip, dan endow dalam melakukan pelayanan). Ada banyak sekali materi digital yang dapat menjadi pembelajaran bagi jemaat Indonesia. Namun, bagaimana caranya supaya bahan-bahan tersebut sungguh-sungguh bisa memberdayakan dan memperlengkapi jemaat? Nah, di sinilah digital Learning berperan untuk mencari cara bagaimana digital resources ini dapat sungguh-sungguh berguna bagi jemaat dan gereja.

Digital Learning

Digital learning adalah pembelajaran atau segala jenis pembelajaran yang disertai dengan teknologi atau praktik pengajaran yang memanfaatkan teknologi secara efektif. Kalau kemarin rekan saya Santi sudah menyebut tentang digital culture, ini juga menjadi salah satu bentuk dari digital culture, yaitu satu bentuk budaya baru dalam ranah pendidikan yang menggunakan cara baru, sistem baru, yang dulu tidak dipakai dalam sistem pembelajaran lama. Banyak kelebihan yang bisa kita dapatkan dalam digital learning itu. Nah, apa saja itu?

Dengan digital learning kita bisa belajar secara mandiri. Artinya, kita tidak perlu mendaftar di satu sekolah atau satu institusi resmi, mengikuti satu tutorial, atau membutuhkan guru atau tutor untuk kita bisa memberdayakan diri kita agar lebih maju dalam pengetahuan. Kemudian, digital learning menyediakan sumber-sumber bahan pembelajaran yang tidak terbatas, karena ada banyak jalur dan platform yang menyediakan banyak bahan untuk pembelajaran. Dengan digital learning sendiri, kita juga berarti selangkah lebih maju untuk melakukan penguasaan teknologi. Sebab, di dalam praktiknya, kita memerlukan teknologi agar bisa menguasai teknologi.

Lalu, manfaat selanjutnya adalah digital learning ini juga dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, tidak tergantung dari waktu, tempat, atau lokasi. Kita bisa melakukannya kapan saja selama kita siap dan menginginkan untuk belajar secara mandiri. Digital learning ini juga menjangkau peserta didik yang lebih luas, baik dalam cakupan jumlah, wilayah, maupun rentang generasi. Mungkin ini adalah hal yang tidak dapat dilakukan dalam pola pembelajaran lama karena dengan digital learning kita bisa menjangkau banyak orang mulai dari Papua, Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan dari mana saja, di tempatnya masing-masing. Itu yang menjadi satu kelebihan. Jadi, dengan distance atau dengan jarak, kita tetap bisa belajar bersama-sama atau dalam waktu yang bersamaan.

Kemudian, digital learning ini juga memampukan kita mengatur diri kita sendiri untuk belajar. Misalnya, ketika kita merasa memerlukan satu proses pembelajaran, kita bisa melakukannya. Akan tetapi, ketika pada lain waktu kita tidak sempat atau tidak merasa memiliki waktu atau kemampuan, kita bisa pause dulu untuk belajar. Kita bisa melihat dulu kondisi kesiapan kita.  Ketika siap, kita bisa kembali melakukan digital learning. Kemudian, yang tidak kalah penting, digital learning ini juga membentuk komunitas pembelajar yang saling berinteraksi, saling memberi dan menerima, serta tidak terbatas dalam satu lokasi. Ini membuat digital learning menjangkau lebih luas dan membuat orang saling bekerja sama dan berelasi.

Dengan segala kelebihan tadi, dengan segala hal yang ditawarkan oleh digital learning, maka digital learning juga sangat-sangat bermanfaat bagi gereja. Karena, gereja bisa mendidik dan memperlengkapi visi dari pelayanan gereja dan komunitas pelayanan. Gereja juga bisa melakukan pemuridan, di sini kita berbicara tentang studi Alkitab untuk pertumbuhan rohani. Sebab, banyak sekali materi studi Alkitab atau pun alat untuk pemahaman Alkitab yang bisa diperoleh dan bisa dilakukan dengan cara digital learning. Kemudian,  gereja juga bisa melakukan regenerasi atau menyiapkan pelayanan selanjutnya kepada generasi-generasi muda yang akan menjalankan pelayanan gereja ke depan. Dan, yang terakhir gereja juga bisa melakukan training for trainers dengan digital learning. Jadi, gereja bisa melatih orang-orang yang nantinya akan melatih banyak orang atau transfer ilmu.

Lalu, setelah kita mengetahui kelebihan dan manfaat dari digital learning, sekarang Anda pasti ingin tahu bagaimana kita bisa melakukan digital learning ini. Ada banyak cara dan hal yang bisa kita lakukan, dan saya yakin Anda juga sudah pernah melakukannya dalam waktu-waktu sebelum ini.

Banyak cara dan banyak hal yang bisa dilakukan melalui digital learning ini, di antaranya seperti yang sudah Anda ketahui yaitu mengakses dan mengunduh bahan-bahan dari situs atau pustaka digital, dari blog, dari aplikasi, software dan media sosial. Jadi, ketika Anda ingin membuat bahan untuk khotbah, membuat bahan untuk renungan, atau mungkin bahan-bahan untuk keperluan pribadi misalnya untuk materi presentasi, Anda bisa mengambilnya di jalur-jalur tadi. Kemudian, kita bisa melakukan digital learning ini melalui kursus online seperti kelas PESTA yang sudah diadakan oleh SABDA selama 20 tahun ini. Dengan mengikuti kursus online ini, kita akan bisa mendapatkan satu pengetahuan baru yang mungkin tidak bisa kita dapatkan karena keterbatasan waktu atau karena keterbatasan lainnya. Dan, kelas PESTA SABDA ini adalah satu kelas teologi bagi masyarakat Kristen awam yang ingin mendapatkan pengetahuan teologi secara lebih mendalam. Kemudian, ada juga diskusi online via media sosial atau aplikasi chat. Inilah  yang  sudah dilakukan oleh SABDA selama ini.

Kemudian, kita juga bisa melakukan digital learning untuk melakukan studi Alkitab, yaitu dengan menggunakan software SABDA. Kita juga bisa menggunakan aplikasi Alkitab serta bahan-bahan media seperti video, audio, maupun komik yang juga sudah dipresentasi oleh teman-teman saya beberapa waktu yang lalu. Kita juga bisa mendapatkan pengetahuan dari Youtube dengan tutorial, dan video-video tutorial yang sudah tersedia di sana. Lalu, kita juga bisa mengadakan satu atau ikut satu seminar melalui zoominar, webinar, atau mengikuti kelas-kelas dari Google Classroom atau Google Meet. Jadi, ada banyak cara untuk kita melakukan digital learning.

Sekarang, kita tahu bahwa digital learning ini menyediakan satu kesempatan atau satu pintu bagi kita untuk belajar dan memberdayakan diri sendiri atau bersama dengan yang lain. Karena digital learning ini dapat dilakukan secara mandiri maupun berkelompok, maka bagi gereja, ini juga sangat bisa dilakukan. Lalu, apa yang akan dilakukan gereja untuk memperlengkapi atau memberdayakan jemaat pada era ini?

Gereja bisa mulai dengan membuat materi digital resources yang dapat menjadi bahan pembelajaran untuk digital learning yang memperlengkapi dan memberdayakan jemaat dan mempraktikannya melalui berbagai jalur dan platform. Anda bisa mulai membuat PPT, membuat audio dari diskusi atau rekaman khotbah, atau juga bisa melakukan banyak hal dengan materi-materi digital resources yang bisa menjadi bahan pembelajaran bagi jemaat. Dan, jika gereja mengalami kesulitan untuk melakukan pelayanan ini karena tidak memiliki bahan-bahan atau materi-materi digital, SABDA memilikinya. Anda dapat menggunakan bahan-bahan kami secara gratis dan dipakai dalam digital learning ini untuk memberdayakan jemaatnya. Anda bisa mengambil bahan-bahan kami atau bahan-bahan digital resources melalui situs kios.sabda.org.

Dunia berubah dengan pesat. Pandemi COVID ini semakin jelas menunjukkan bahwa alat dan cara-cara lama tidak bisa dilakukan dan tidak efektif untuk kembali dilakukan ke depan. Gereja harus mengubah cara-cara dalam melakukan pelayanannya untuk semakin relevan dan efektif.

Dengan mengaplikasikan pelayanan dalam praktik digital resources dan digital learning, gereja akan semakin tajam mewujudkan tugas perutusannya dengan semakin luas menjangkau, semakin dalam menggali kebenaran firman Tuhan, semakin erat bekerja sama, semakin menjadi berkat, semakin relevan, dan semakin berdampak bagi dunia. Saya akan akhiri dengan ayat dari Roma 11:36 dari AYT.

"Sebab, segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" Amin.