Divisi SABDA Me+DIA kali ini akan berbagi tentang satu topik yang dapat digunakan untuk memaknai Natal secara kreatif tahun ini. Kita akan bersama-sama belajar tentang cara film dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk mewartakan kisah abadi Allah kepada manusia. Berikut ulasan mengenai "Bioskop Natal: Festival Film Abadi".

Jika dilihat dari judulnya, Bioskop Natal atau Festival Film Abadi, mungkin kita membayangkan tentang bioskop pada umumnya, yaitu tempat untuk menonton film. Namun, sebenarnya bioskop menjadi tempat di mana pun kita dapat menyaksikan film. Natal pada masa pandemi kali ini, kita dapat melakukan acara "nonton film bareng" di rumah bersama keluarga atau di gereja bersama kelompok-kelompok kecil mengingat masih ada pembatasan kerumunan.

Film apa saja yang dapat kita saksikan dan hal-hal apa saja seputar film yang perlu kita pelajari bersama, khususnya dalam perkembangan perkabaran Injil?

Nah, sejak dahulu film menjadi satu sarana yang efektif untuk menghibur, mengedukasi, atau menyosialisasikan sesuatu dengan cara yang menarik. Film juga menjadi ladang bisnis yang sangat bagus untuk mendapatkan keuntungan secara finansial.

Bicara soal festival, mungkin kebanyakan dari kita sudah sering mendengar tentang festival. Menurut Wikipedia, festival merupakan hari atau pekan gembira dalam rangka peringatan peristiwa penting dan bersejarah. Jadi, arti dari festival sendiri mempunyai makna khusus, yaitu adanya peristiwa penting dan bersejarah. Lalu, apa yang dimaksud dengan festival film? Festival film sendiri merupakan suatu presentasi yang terorganisasi dan diadakan di satu atau lebih bioskop atau tempat pemutaran film. Biasanya diadakan di satu kota atau satu wilayah saja. Pada tahun 2020, festival film, khususnya di Indonesia, sudah berjalan selama 40 tahun. Jadi, sudah cukup lama festival film ini digagas. Tahun ini pun, festival film diperingati tepatnya pada 5 Desember yang lalu. Namun, ada yang berbeda pada tahun ini. Karena adanya pandemi, festival film dilakukan secara virtual.

Ketika kita berbicara tentang festival film abadi, itu berarti ada berbagai film. Dan, memang benar, tidak sedikit dari kita yang tahu. Tersedia banyak sekali pilihan film seputar kisah Alkitab yang juga bisa kita saksikan. Inilah film-film abadi yang tidak akan lekang kisahnya oleh waktu.

Apa definisi, sejarah, dan manfaat film sehingga penting sebagai salah satu cara untuk mengabarkan kasih abadi Allah kepada manusia?

Dunia perfilman diatur di dalam Undang-Undang negara kita, yaitu nomor 8 tahun 1992, berbunyi "perfilman adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang hingga dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi." Terdapat juga pengertian film menurut berbagai sumber salah satunya adalah dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu film merupakan lakon atau cerita gambar hidup. Jadi, lebih bersifat ke animasi yang bergerak-gerak. Sementara, Wikipedia juga menyebutkan bahwa film merupakan serangkaian gambar diam yang ketika ditampilkan pada layar akan menciptakan ilusi gambar bergerak. Atau, lebih tepatnya gambar yang digerak-gerakkan. Dari beberapa pemaparan tentang pengertian dan definisi film-film ini, dapat disimpulkan bahwa film merupakan karya seni yang memberikan gambaran hidup mengenai suatu cerita dengan lakon dalam gambar bergerak. Dari pemaparan mengenai festival film dan dari pengertian film itu sendiri, dapat dipastikan adanya teknologi yang bekerja di balik latar belakang ini. Dengan demikian, film juga berkembang mengikuti perkembangan teknologi.

Dahulu, untuk menikmati film, teknologi yang digunakan cukup merepotkan. Layar yang digunakan sangat besar dan sulit dibawa ke mana-mana sehingga tidak efisien. Semakin ke sini, perkembangannya semakin baik dari segi kepraktisan ataupun kecanggihan. Perkembangan teknologi menjadi salah satu penyebab sampai saat ini film berkembang begitu luar biasa, tidak terkecuali film-film Kristen atau film-film yang bercerita tentang Alkitab.

Kita sudah melihat sejarah singkat, bagaimana perkembangan film yang cukup pesat pada teknologi perfilman. Lalu, apa manfaat film secara umum? Salah satu tokoh perfilman, yaitu Jean Rosenthal, mengatakan bahwa manfaat film ada beberapa. Pertama, membantu kita belajar. Misalnya, film kemerdekaan Indonesia yang memberikan nilai-nilai penting bagi kita yang menyaksikannya. Nilai-nilai penting ini membuat film menjadi tidak membosankan. Atau, dengan kata lain, menonton sambil belajar. Sudah banyak contoh-contoh film dokumenter lainnya yang sekarang diperfilmkan dan sudah semakin berkembang. Kedua, membantu kita menghargai karya seni. Definisi film pun  sebenarnya sudah menyinggung tentang karya seni. Memang film ini merupakan salah satu karya seni yang patut dihargai karena banyak dari kita yang mungkin tidak sadar bahwa perkembangan perfilman itu sendiri sangat pesat. Ketiga, mendorong perubahan sosial karena banyak film yang juga menanamkan nilai-nilai untuk kita, misalnya tentang melestarikan lingkungan atau mencintai bumi kita. Banyak film yang mengangkat tentang tema ini. Keempat, membantu mengatasi masa-masa sulit, antara lain ketika jenuh saat kerja atau pun saat menjalani aktivitas. Dengan film, kita akan merasa terhibur dan dapat lebih menikmati hidup.

Mengapa film menjadi penting dalam pelayanan kekristenan?

Pertama, karya film menyentuh hati dan menghancurkan penghalang. Film merupakan gambar hidup yang diciptakan dengan dramatisasi. Jadi, drama-drama yang disajikan tersebut dapat menyentuh hati seseorang yang menonton. Kedua, film menghidupkan cerita melampaui komunikasi tertulis. Ini benar, terutama dalam budaya lisan. Ketika komunikasi tertulis jarang terjadi, orang yang melihat kehidupan Yesus yang digambarkan di layar akan mengubahkan kehidupannya. Ketiga, film adalah titik nyala budaya. Dalam hitungan menit, film dapat melintasi dunia dan memicu percakapan. Film melintasi hambatan komunikasi, baik secara budaya maupun geografis, karena film dapat kita lihat secara visual. Film menjadi salah satu inovasi media baru untuk melanjutkan pelayanan kita.

Bicara soal pelayanan kekristenan, film abadi ini merupakan kisah Yesus sendiri yang telah lahir dan memberikan karya keselamatan yang tidak akan lekang oleh waktu. Jadi, ketika kita sudah diselamatkan, kita pun rindu mengabarkan kabar sukacita itu dengan berbagai media. Salah satunya, melalui film itu sendiri. Ada sejarah singkat tentang film dalam pelayanan kekristenan oleh salah satu tokoh bernama David Livingstone. Pak David ini menggunakan teknologi magic lantern atau "lentera ajaib" (sebuah istilah untuk media kertas bening bergambar yang diberi cahaya, kemudian gambar-gambar berikutnya akan disorot sehingga gambar terlihat bergerak-red.). Pada tahun 1800-an, beliau menggunakan media ini sebagai alat penginjilan di Afrika. Seiring berjalannya waktu, magic lantern semakin tidak populer, makin banyak teknologi baru, bioskop-bioskop mulai bermunculan, kemudian film-film yang lebih modern, hingga kemunculan film-film Kristen. Kemudian, ada satu lagi tokoh, Herbert Booth, yang mengklaim bahwa dirinya adalah orang pertama yang menggunakan film Kristen sebagai media penginjilan, yaitu pada tahun 1899. Jadi, popularitas magic lantern selama hampir 100 tahun mulai tergantikan dengan film-film baru ini.

Setelah muncul film dan bioskop ini, selama bertahun-tahun banyak orang Kristen mulai menggunakan film untuk tujuan mereka sendiri. Dahulu, kalau magic lantern itu digunakan untuk menginjili atau melayani sesama, lambat laun bioskop atau film juga digunakan untuk kebutuhan pelayanan bagi diri sendiri. Namun, gereja tetap harus menerima kenyataan bahwa media perfilman telah memberikan kontribusi bagi pengembangan kebudayaan dan nilai-nilai kemanusiaan. Lewat film-film yang bermutu, kita dapat belajar untuk hidup yang baik dalam keluarga, relasi antarpribadi, serta dalam hidup bergereja dan bermasyarakat.

Film "The Passion of The Christ" dan "God's Not Dead"  sebagai Media Penginjilan

Film "The Passion of The Christ" mengisahkan tentang penangkapan, pengadilan, penyaliban, dan kebangkitan Yesus Kristus. Peristiwa-peristiwa yang secara umum dikenal sebagai masa penderitaan Yesus. Film ini diproduksi dan disutradarai oleh Mel Gibson. Ada cerita menarik dibalik pembuatan film ini. Film ini merupakan film independen terlaris dalam sejarah. Dilansir dari kapanlagi.com, film ini meraup 70 juta penjualan tiket hanya dalam tiga hari sejak dirilis di bioskop. Akhirnya, film ini berhasil dinobatkan sebagai film independen terlaris saat ini. Cerita menarik lainnya dibalik film ini dialami oleh pemeran tokoh "Yesus", yaitu Jim Caviezel. Ketika memerankan film ini, Jim Caviezel mengalami penderitaan atau cedera dalam proses pembuatan film. Ia terluka ketika memikul salib itu karena salibnya benar-benar dibuat semirip mungkin dengan salib yang digunakan Yesus pada waktu itu. Jim Caviezel saat itu mengalami pergeseran tulang punggung karena harus memanggul salib. Kejadian ini sempat membuat penundaan film. Selain itu, pada waktu penyaliban, terjadi awan mendung. Mendung itu bukanlah efek dari film ini, tetapi memang benar-benar terjadi pada waktu pembuatan film tersebut. Bahkan, ketika adegan Yesus disalib dan salib dinaikkan, terjadi kilat yang menyambar. Pemeran "Yesus",  Jim Caviezel, kala itu sedang berada di tempat tertinggi di atas kayu salib. Pada waktu itu, ia sempat tersambar petir, tetapi karena kasih karunia Tuhan, ia selamat. Dari banyaknya kejadian yang tak terduga selama penggarapan film tersebut, banyak di antara para kru dan aktor yang menjadi percaya Kristus. Salah satu orang yang bertobat adalah seorang atheis yang berperan sebagai Yudas Iskariot, bernama Luca Lionello. Kita melihat sendiri bahwa film "The Passion of The Christ" telah menjadi berkat bagi banyak orang, bagaimana seseorang bisa memahami secara penuh penderitaan Kristus untuk menyelamatkan hidup kita dari dosa-dosa kita.

Film berikutnya yang memberi kesaksian adalah film yang berjudul "God's Not Dead" atau "Allah Tidak Mati". Sebuah film drama Kristen yang ditayangkan pada tahun 2014. Film ini disutradarai oleh Harold Cronk serta dibintangi oleh Kevin Sorbo, Shanr Harper, David A.R. White, serta Dean Cain. Film ini diluncurkan di gedung-gedung bioskop pada 24 Maret 2014 oleh Pure Flix Entertainment dengan skenario film ini ditulis oleh Cary Solomon. Berkisah tentang  seorang mahasiswa yang percaya dan takut akan Tuhan. Saat itu, ia menghadapi dosen filsafatnya yang seorang atheis dan tidak percaya kepada Kristus. Mahasiswa ini membuktikan kepada dosennya dan juga kepada teman-temannya yang juga percaya kepada apa yang dikatakan oleh dosennya, bahwa Allah itu tidak ada. Hingga di akhir film ini, dosen tersebut, bahkan teman-temannya, menjadi percaya bahwa Kristus atau Allah itu ada. Ini film yang menarik dan sangat direkomendasikan untuk ditonton bersama keluarga ataupun jemaat dan kelompok kecil di gereja masing-masing.

Film dengan Tema Natal

Sekarang kita akan melihat beberapa contoh film yang bertemakan Natal. Salah satu contohnya, video tentang kisah kelahiran Yesus menggambarkan perjalanan Yusuf dan Maria dari Nazaret ke Betlehem. Di situ, Yesus lahir ke dunia dan diceritakan betapa sakralnya peristiwa itu. Saat itu, kita juga dapat melihat betapa sukacitanya orang-orang bijak yang bersujud kepada Sang Terang Abadi, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita sendiri. Kita juga melihat betapa para gembala kagum menyaksikan Yesus kecil lahir di kandang domba.

Kemudian, salah satu film Natal yang diproduksi oleh Lumo Christian Film, berjudul "The Nativity". Film tersebut menceritakan peragaan yang menakjubkan, yaitu bagaimana Yusuf, suami Maria, yang menemani Maria sampai kepada kelahiran Yesus. Peragaan-peragaan yang sangat menakjubkan ini digagas oleh produser dari film ini. Ada yang menarik dan spesial dari film ini, yaitu menjadikan kitab Injil sebagai naskah aslinya, tanpa penyuntingan. Jadi, naskah diambil dari salah satu Injil, yaitu Injil Matius, Markus, dan sebagainya, tanpa diedit. Hal ini menambah kesan Natal yang sesungguhnya dikisahkan dalam film ini. Jadi, ada film yang bertemakan kekristenan, ada juga film yang bertemakan Natal secara spesifik. Beberapa judul film yang sudah dipaparkan tadi dapat menjadi rekomendasi bagi Anda yang ingin menonton film atau mencari film dan Anda bisa menggali lagi film-film lain di luar sana yang bertemakan Natal dan kekristenan.

Paket Natal Bioskop dari SABDA

SABDA juga mempersembahkan paket Natal Bioskop, yang juga tersedia di paket Natal 2020. Di sini juga ada beberapa cuplikan video seputar Natal atau bertemakan Natal, salah satunya film produksi Lumo pun dapat ditemukan di paket Natal 2020. Di kategori bioskop, tersedia film-film dari Tetelestai Indonesia, The Bible Project, King of Glory, dan masih banyak lagi cuplikan-cuplikan video yang ada di paket Natal ini. Video-video di paket Natal ini juga akan berganti setiap hari. Jadi, pada tab Natal otomatis akan mengikuti hari itu juga.

Jadi, kalau biasanya kita melihat film di bioskop, sekarang kita bisa menikmatinya di rumah kita masing-masing atau di gereja dengan jemaat yang lain. Dahulu, masih dapat dilakukan di tempat terbuka atau mengundang banyak orang, tetapi situasi pandemi ini mengharuskan ada keterbatasan dan pembatasan juga. Untuk kegiatan menonton film, Anda dapat lakukan bersama keluarga atau jemaat yang benar-benar mengenal tentang cerita kelahiran Yesus. Perayaan Natal pada masa pandemi ini juga membuka berbagai kesempatan besar kepada kita untuk merayakannya secara kreatif, salah satunya dengan menonton film-film abadi bersama. Setelah itu, kita dapat berbagi berkat yang Tuhan berikan melalui film tersebut dan juga mengingatkan kita akan firman-Nya dan kasih-Nya. Jadi, tidak sekadar menonton, tetapi juga berbagi berkat dan hal-hal apa pun yang Tuhan berikan untuk kita ceritakan kepada orang lain. Semoga sharing tentang film-film abadi ini dapat  menjadi referensi bagi Anda.